Waspada Aquaplaning Saat Berkendara di Musim Kemarau Basah

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena kemarau basah tengah melanda beberapa wilayah di Indonesia. Hal itu mengharuskan masyarakat tetap berhati-hati dengan jalan yang licin saat berkendara.
BMKG memperkirakan fenomena ini akan membuat masyarakat tetap harus menghadapi hujan meskipun telah memasuki musim kemarau. Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus 2025.
Zulpata Zainal, On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk. mengatakan setiap pengendara wajib mewaspadai bahaya aquaplaning saat perjalanan dalam kondisi jalan basah.
“Aquaplaning membuat roda pada kendaraan tak menapak dengan sempurna, sehingga menyebabkan hilang kendali dan memicu terjadinya kecelakaan, khususnya saat melaju dengan kecepatan tinggi,” ucap Zulpata kepada Kompas.com, belum lama ini.
Langkah antisipasinya, menurut Zulpata, pertama pastikan ketebalan tapak ban masih di atas tread wear indicator (TWI) agar ban dapat memecah genangan air dengan lebih baik.
“Makin kurang tekanan udara pada ban, maka makin mudah terjadi gejala aquaplaning, ini kami buktikan di lapangan test GT Radial,” ucap Zulpata.
Dalam kondisi jalan basah, setiap pengendara perlu mengkondisikan laju kendaraan, karena saat melibas genangan, cara paling aman adalah dengan mengurangi kecepatan.
Ketika kendaraan susah dikendalikan, maka risiko kecelakaan menjadi sangat tinggi. Maka dari itu, penting agar masyarakat mengingat kembali bahaya aquaplaning di musim kemarau basah ini.