Skema Operasi Super Rahasia AS 'Midnight Hammer': Serang dan Targetkan Fasilitas Nuklir Iran

Skema Operasi Super Rahasia AS 'Midnight Hammer': Serang dan Targetkan Fasilitas Nuklir Iran

Amerika Serikat (AS) memutuskan ‘ikut campur’ dalam perang Iran vs Israel. Buktinya, Negeri Paman Sam ini menyerang sejumlah fasilitas nuklir di Teheran, Iran.

AS menuturkan serangannya ke Iran melibatkan sedikitnya tujuh pesawat bomber siluman B-2 yang menjatuhkan puluhan bom penghancur bunker.

Amerika melancarkan serangan-serangan ini dalam operasi yang dinamakan Midnight Hammer. Dikutip laman Breaking Defense, operasi ini menyasar tiga situs nuklir besar.

Operasi yang diberi sandi Operation Midnight Hammer ini dilaksanakan oleh Komando Pusat AS (US Central Command) di bawah komando Jenderal Erik Kurilla.

Operasi ini dirancang untuk secara signifikan melumpuhkan infrastruktur senjata nuklir Iran.

Kepala Staf Militer Gabungan AS, Jenderal Dan Caine, menuturkan pihaknya turut mengerahkan setidaknya 25 pesawat militer, puluhan pesawat tanker minyak, sebuah kapal selam rudal, dan menembakkan setidaknya 75 artileri presisi ke wilayah Iran dalam operasi ini.

Ketika paket serangan Operasi Midnight Hammer memasuki wilayah udara Iran, AS menggunakan berbagai taktik pengelabuan, termasuk decoy (umpan).

Sementara, pesawat tempur generasi keempat dan kelima menyebar di depan paket serangan pada ketinggian dan kecepatan tinggi, menyisir area terlebih dahulu.

“Ini untuk mengantisipasi keberadaan jet tempur musuh dan ancaman rudal darat ke udara," jelas Caine.

Menurut Caine, serangan ini adalah misi dengan klasifikasi sangat tinggi.

"Operasi Midnight Hammer adalah misi yang sangat rahasia dengan sangat sedikit orang di Washington yang mengetahui tentangnya--waktu atau sifatnya," kata Jenderal Dan Caine.

Serangan terkoordinasi tersebut melibatkan lebih dari 125 pesawat militer, termasuk pesawat pengebom siluman B-2, penyebaran 14 bom penghancur bunker GBU-57, dan lebih dari 30 rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam AS di Teluk Persia dan Laut Arab.

Caine, yang mengawasi operasi itu, mengatakan bahwa serangan udara tersebut "dirancang dengan presisi dan dilaksanakan tanpa peringatan".

Sementara, penilaian kerusakan pertempuran awal menunjukkan ketiga lokasi itu mengalami degradasi dan kerusakan struktural yang parah.

“Luasnya kemampuan nuklir Iran yang tersisa masih dinilai," ujarnya. (Knu)