Bantah Donald Trump, Laporan Intelijen Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran

Bantah Donald Trump, Laporan Intelijen Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran

Amerika Serikat mengungkap serangan udara yang dilancarkan AS tidak berhasil menghancurkan kemampuan nuklir Iran. Penilaian awal intelijen AS menyebut serangan itu hanya menunda program itu selama beberapa bulan. Laporan intelijen ini keluar ketika gencatan senjata rapuh yang ditengahi Presiden AS Donald Trump mulai berlaku antara Iran dan Israel.

Pada Selasa (24/6) pagi, baik Iran maupun Israel memberi sinyal bahwa perang udara antarkedua negara telah berakhir, setidaknya untuk sementara. Sinyal itu muncul setelah Trump secara terbuka menegur keduanya karena melanggar gencatan senjata yang ia umumkan sebelumnya. Saat kedua negara mencabut pembatasan sipil setelah 12 hari perang yang juga melibatkan AS melalui serangan terhadap fasilitas pengayaan uranium Iran, setiap pihak mengklaim kemenangan.

Trump mengatakan akhir pekan lalu bahwa penggunaan bom seberat 13,6 ton oleh AS telah ‘menghancurkan’ program nuklir Iran. Namun, klaim itu tampaknya dibantah penilaian awal salah satu badan intelijen di pemerintahannya.

Seperti dilansir The Korea Times, salah satu sumber mengatakan stok uranium yang telah diperkaya Iran tidak dimusnahkan. Program nuklir negara itu, yang sebagian besar berada jauh di bawah tanah, mungkin hanya mundur satu hingga dua bulan. Iran menyatakan riset nuklir mereka ditujukan produksi energi sipil.

Di lain sisi, Gedung Putih menyatakan penilaian intelijen itu ‘salah total’. Menurut laporan yang dibuat Badan Intelijen Pertahanan (DIA), serangan hanya berhasil menutup pintu masuk ke dua fasilitas, tapi tidak menghancurkan bangunan bawah tanah. Washington Post, yang mengutip seseorang yang akrab dengan laporan tersebut, melaporkan beberapa sentrifugal juga masih utuh setelah serangan. Pemerintahan Trump mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa bahwa serangan akhir pekan ke fasilitas nuklir Iran telah melemahkan program nuklir Iran, jauh dari klaim Trump sebelumnya bahwa fasilitas tersebut telah dihancurkan sepenuhnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Selasa bahwa serangan terhadap Iran telah menghilangkan ancaman pemusnahan nuklir dan ia bertekad untuk menggagalkan setiap upaya Teheran membangun kembali program senjatanya. “Kami telah menghapus dua ancaman eksistensial langsung terhadap kami: ancaman pemusnahan nuklir dan pemusnahan oleh 20.000 rudal balistik,” kata Netanyahu.

Di lain sisi, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyebut negaranya berhasil mengakhiri perang dalam apa yang ia sebut sebagai ‘kemenangan besar’. Pezeshkian, dikutip IRNA, juga mengatakan kepada Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, bahwa Teheran siap menyelesaikan perbedaan dengan AS.

Israel meluncurkan perang udara mendadak pada 13 Juni, menyerang fasilitas nuklir Iran dan menewaskan para komandan militer penting dalam pukulan terburuk terhadap Republik Islam tersebut sejak perang Iran-Irak pada 1980-an. Iran, yang membantah membangun senjata nuklir, membalas dengan hujan rudal ke situs militer dan kota-kota Israel.(dwi)