Kebijakan Donald Trump Bikin BYD Enggan Berinvestasi di Meksiko

BYD terus berakselerasi untuk memasarkan mobil listrik. Sejumlah negara menjadi tujuan mereka.

Bahkan manufaktur asal Tiongkok tersebut ingin mendirikan pabrikan di beberapa lokasi di luar negeri.

Salah satunya adalah Meksiko, namun rencana BYD tidak berjalan lancar.

Menurut kabar beredar, produsen asal Negeri Tirai Bambu itu menunda rencana pendirian fasilitas produksi di Meksiko.

Kementerian BKPM Bakal Bantu BYD Buat Selesaikan Gangguan Ormas

"Karena perubahan arah geopolitik serta kekhawatiran atas kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS)," tulis Carscoops, Selasa (08/07).

Stella Li, Wakil Presiden Eksekutif BYD mengatakan kebijakan tarif Trump membuat mereka ragu untuk menanamkan duitnya di Meksiko.

Sehingga mereka mempertimbangkan kembali rencana pembuatan pabrik di sana.

"Masalah geopolitik memberikan dampak besar pada industri otomotif," ucap Stella Li.

Kendati demikian, BYD tidak mau berhenti sampai di situ. Mereka terus bergerak buat mencari lokasi pendirian pabrik baru.

Seperti di Brasil yang baru-baru ini dilakukan. BYD memilih Negeri Samba guna mendirikan fasilitas produksi.

"Sekarang semua orang sedang memikirkan kembali strategi mereka di negara lain," lanjut dia.

BYD pun menunggu bagaimana kelanjutan dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang diterapkan Donald Trump.

"Kami akan menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan," tegas Stella Li.

Di sisi lain pemerintah Cina juga sempat menunda persetujuan produksi BYD di Meksiko.

Hal itu karena adanya kekhawatiran berbagai teknologi mobil listrik BYD bisa bocor ke Amerika Serikat.

Sekadar informasi, BYD telah memulai proses produksi Electric Vehicle (EV) mereka di pabrik baru yang berlokasi di Camacari, Brasil.

Keputusan tersebut dipercaya dapat memperkuat posisi mereka di pasar kendaraan roda empat setrum global.

Pabrik BYD di Brasil diklaim memiliki kapasitas produksi sampai 150 ribu unit per tahun.

Tarif Impor Amerika Serikat

Sebagai informasi, tarif impor Amerika Serikat sempat ditunda pelaksanaannya pada April 2025.

BYD Seagull

Namun kebijakan Donald Trump satu ini dikabarkan akan kembali dijalankan pada 1 Agustus 2025.

China sendiri menjadi salah satu target utama dengan tarif lebih dari 100 persen. Tiongkok disebut memiliki waktu hingga 12 Agustus buat mencapai kesepakatan sama Washington.

Jika perundingan gagal, maka Donald Trump akan mengaktifkan kembali serangkaian pembatasan impor yang sebelumnya diberlakukan dalam perang tarif sepanjang April serta Mei lalu.