Kisah Bocah 12 Tahun Kena Diabetes Tipe 1, Sering Jajan Makanan Instan, Kini Suntik Insulin

Sosok Regina Felicia Zahra (12), siswi kelas 5 SDN Kencong 2, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sekilas tampak seperti anak-anak lain seusianya
Ceria, aktif, dan penuh canda tawa. Namun, di balik keceriaannya itu, Regina menyimpan cerita perjuangan berat sebagai penyintas diabetes tipe 1 sejak usia 11 tahun.
Regina, putri bungsu dari pasangan buruh tani Supriyanto (59) dan Tianah (54), setiap hari harus menjalani suntik insulin sebanyak empat kali untuk menjaga kadar gula darahnya tetap stabil.
"Kalau suntikannya telat, dampaknya badan terasa lemas," ujar kakak kandung Regina, Desi Purnamasari (32), saat ditemui Kompas.com, Selasa (24/6/2025).
Awal Mula Regina Didiagnosis Diabetes Tipe 1
Perjalanan Regina sebagai penyintas diabetes bermula pada Juli 2024, saat ia masih duduk di kelas 4 SD.
Ia mulai mengalami gangguan tidur, sering buang air kecil, sakit kepala, serta perasaan cemas berlebihan. Kesehatannya menurun drastis hingga tubuhnya menjadi kurus dan akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit.
Dari pemeriksaan medis, kadar gula darah Regina tercatat mencapai 500 miligram per desiliter, jauh di atas batas normal. Ia pun divonis menderita diabetes tipe 1, sebuah kondisi kronis yang menyebabkan pankreas tidak lagi memproduksi insulin secara memadai.
"Kami semua shock. Tak menyangka kok bisa kena diabetes. Dari gejala sampai sakitnya itu, paling hanya tiga minggu saja,” ungkap Purnamasari.
Kondisi Regina yang terus menurun membuat rumah sakit setempat merujuknya ke RS Saiful Anwar di Kabupaten Malang. Di sana, Regina bahkan sempat mengalami koma selama tiga hari.
“Di RS Saiful Anwar Malang itu dia koma selama tiga hari,” lanjut Purnamasari.
Bukan Karena Genetis, Tapi Gaya Hidup
Pihak rumah sakit dan keluarga melakukan pelacakan atas kemungkinan penyebab diabetes yang diderita Regina. Hasilnya cukup mengejutkan. Tidak ada riwayat diabetes dalam keluarga. Baik ayah maupun ibunya dalam kondisi sehat dari aspek tersebut.
“Bapak dan ibu gak ada yang punya penyakit gula,” ujar Desi.
Setelah ditelusuri lebih dalam, penyebab utama penyakit Regina diduga berasal dari pola hidup, terutama kebiasaan saat berada di sekolah. Berdasarkan informasi dari teman-teman sekolahnya, Regina kerap mengonsumsi minuman manis instan dalam kemasan sachet hampir setiap hari.
“Padahal kalau di rumah, tidak begitu dan ke sekolah juga dibekali minum air putih,” kata Desi.
Adaptasi Pola Hidup Sejak Usia Dini
Kini, setelah menjalani perawatan intensif dan kembali pulih, Regina harus beradaptasi dengan rutinitas baru sebagai penderita diabetes tipe 1. Salah satunya adalah suntik insulin empat kali sehari, yang kini sudah bisa ia lakukan sendiri secara mandiri.
"Awal-awal susah, tapi kini dia sudah terbiasa. Bahkan suntik insulin juga sudah bisa mandiri, dengan menyuntikkannya sendiri,” tambah Desi.
Selain suntikan insulin, pola makan Regina juga harus diatur ketat. Ia hanya diperbolehkan makan nasi sebanyak tiga sendok dalam jam-jam tertentu saja. Minuman manis dan jajanan sembarangan sudah tak lagi menjadi bagian dari kesehariannya.
“Menurut dokter insulin itu lebih disarankan untuk anak-anak daripada obat jenis lainnya. Apalagi untuk jangka panjang seterusnya,” jelas Desi.
Dukungan Keluarga dan Sekolah
Perubahan kondisi Regina tak hanya berdampak pada kehidupannya di rumah, tapi juga di sekolah.
Pihak sekolah, terutama SDN Kencong 2, turut memberikan perhatian dan dukungan moral. Wali kelas Regina, Diaz Alwi Nala Praya, bahkan ikut menjenguknya ke Malang saat ia masih dirawat.
“Pas sakitnya ananda, itu saya pas diangkat jadi wali kelas. Saat itu juga saya turut ke Malang untuk menjenguknya,” kata Diaz.
Pihak sekolah juga secara aktif mendampingi dan memberikan semangat agar Regina tetap merasa diterima dan didukung secara sosial.
Meski harus menjalani hari-hari dengan berbagai keterbatasan, Regina tetap menunjukkan semangat dan keceriaan seperti anak-anak lain.
Ia tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, sekaligus menjadi contoh bahwa anak-anak dengan diabetes tipe 1 tetap bisa menjalani kehidupan normal asalkan mendapatkan dukungan yang tepat dari keluarga dan lingkungan.
Cerita Regina menjadi pengingat akan pentingnya menjaga pola hidup sehat sejak usia dini, termasuk membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, serta meningkatkan kesadaran akan risiko diabetes anak di kalangan masyarakat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "