Gunung Rinjani Terapkan Zero Waste, Melanggar Bisa Kena Blacklist 5 Tahun
Balai Taman Nasional Gunung RinjanI, Nusa Tenggara Barat (NTB), menegaskan gerakan Go Rinjani Zero Waste 2025 menandai pembukaan resmi jalur pendakian pada Kamis (3/4/2025).
Gerakan zero waste di Gunung Rinjani menerapkan prinsip leave no trace dan memastikan setiap pendaki mewadahi ulang makanan dan minuman yang berpotensi sampah, serta bertanggung jawab atas sampahnya sendiri.
"Gerakan Go Rinjani Zero Waste 2025 sudah berjalan dua hari dan sudah hampir 90 persen pendaki memahami program ini," ujar Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Budi Soesmardi, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
Budi menuturkan, barang bawaan pendaki akan dicek di pintu masuk kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani ketika check in.
Bila ditemukan barang-barang yang berpotensi menghasilkan sampah, bawaan tersebut wajib ditinggalkan di pintu masuk.
Opsi lain, pendaki bisa memindahkan barang dalam wadah sekali pakai ke wadah ramah lingkungan yang tidak berpotensi menjadi sampah.
Empat WNA diadang petugas saat mendaki Gunung Rinjani secara Ilegal, Selasa (29/10/2024).
Pendaki boleh saja membawa barang kemasan berpotensi sampah dengan syarat membawa balik sampah tersebut dengan jumlah yang sama.
Contohnya, Taman Nasional Gunung Rinjani memberikan kelonggaran bagi tiap pendaki dengan membawa maksimal dua botol minuman per hari.
Artinya, bila satu orang mendaki selama tiga hari, diperbolehkan membawa enam botol minuman kemasan satu kali pakai ukuran 1,5 mililiter.
Total sampah enam botol bekas minuman kemasan tersebut wajib dibawa turun dan dilaporkan kembali saat check out.
"Kalau pendaki membawa lebih dari jumlah botol yang ditoleransi, isi (air minum) harus dipindahkan ke wadah lain." kata Budi.
"Semua sampah harus dibawa turun kembali. Kami pengin Gunung Rinjani ini tetap bersih, tetap indah. Kalau melanggar, langsung kena blacklist lima tahun," pungkasnya.
