Ketum APGI Usul 4 Hal untuk Cegah Kecelakaan di Rinjani, Harus Ada Shelter Darurat

Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (Ketum APGI), Rahman Mukhlis, mengusulkan perbaikan regulasi pendakian di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal ini disampaikan menyusul kecelakaan turis Brasil Juliana Marins di Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025).
Menurut Rahman, pihak Balai Besar Taman Nasional Gunung Rinjani (BB TNGR) perlu melakukan evaluasi terhadap beberapa hal.
Sedikitnya, ia mengusulkan empat hal demi mencegah kecelakaan di Gunung Rinjani pada masa mendatang.
1. Pemandu wajib bersertifikat
Rahman mengatakan, semua pemandu di Gunung Rinjani seharusnya memiliki sertifikat resmi sebelum memimpin tur.
"Saran untuk dilaksanakan regulasi wajib guide bersertifikat kompetensi pemandu wisata gunung bagi wisatawan pendaki," kata Rahman saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/6/2025).
Calon pemandu wisata gunung bisa mengikuti sertifikasi dari level paling awal, yakni tingkat muda, dilanjutkan tingkat madya, lalu tingkat ahli.
Adapun salah satu syarat mengikuti sertifikasi pemandu wisata gunung adalah wajib memiliki pengalaman memandu wisata gunung sebanyak lima kali dalam tiga tahun terakhir.
2. Penyediaan shelter darurat
Emergency shelter atau pos darurat sebaiknya dibangun di beberapa titik jalur pendakian Gunung Rinjani dalam waktu secepat mungkin.
Bukan hanya pos, tempat bernaung darurat ini juga harus dilengkapi dengan alat Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan alat penyelamatan yang memadai.
3. Pasang tali pengaman di titik rawan kecelakaan
Jalur pendakian Gunung Rinjani terbilang ekstrem, menurut Rahman, sebaiknya dipasang tali pengaman dan papan informasi di titik tertentu untuk memudahkan para pendaki.
Jalur pendakian di Gunung Rinjani
"Buat juga rambu-rambu di titik ekstrem atau rawan kecelakaan yang ada di sepanjang jalur pendakian Rinjani," saran dia.
Penyediaan tali pengaman dan rambu juga semestinya dibarengi dengan keberadaan petugas maupun ahli medis yang siaga di jalur pendakian.
4. Memastikan persiapan pendaki
Terakhir, persiapan pendakian tidak boleh terlewat oleh semua calon pendaki di Gunung Rinjani.
"Dari sisi fisik, teknik, peralatan dan perlengkapan, sikap maupun perilaku yang baik saat mendaki, juga etika menjaga lingkungan," tutur Rahman.
Persiapan ini bisa dilakukan calon pendaki sebelum berangkat ke lokasi dengan melihat aturan pendakian maupun arahan pemandu.