Polemik Booking Lahan Kemah, Ketum APGI: Saling Hargai, Semua Punya Hak Sama

Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, APGI, pendaki gunung, Pendaki Gunung, asosiasi pemandu gunung indonesia, booking lahan camping di gunung, Polemik Booking Lahan Kemah, Ketum APGI: Saling Hargai, Semua Punya Hak Sama

Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (Ketum APGI), Rahman Mukhlis meminta pelaku operator jasa pendakian gunung dan pendaki gunung saling menghargai saat mendaki.

Hal itu disampaikan Rahman merespon adanya polemik soal mem-booking lahan kemah saat mendaki gunung yang viral di media sosial.  

"Saling menghargai, empati dan peduli antar pendaki (rombongan) karena semua punya hak yang sama untuk mendapatkan area berkemah di lokasi yang sudah ditentukan. Jadi bisa saling berdampingan juga di area kemah," kata Rahman kepada KompasTravel, Senin (2/6/2025) siang.

Menurut Rahman, setiap gunung memiliki zona untuk kemah bagi para pendaki. Zona kemah tersebut bebas digunakan untuk seluruh pendaki. 

"Jadi biasanya siapa saja yaitu pendaki perorangan, kelompok pencinta alam, rombongan open trip yang lebih dulu sampai area kemah tersebut, bisa memilih lokasi kemah yang akan digunakan. Yang lain silahkan menyesuaikan tapi tetap dalam zonasi yang disediakan, jangan bukan lahan area kemah baru," ujar Rahman.

Ia menyarankan, para pendaki umum maupun tour operator saling berbagi area kemah jika situasi pendakian sedang ramai. Jarak antar tenda berdekatan pun tak masalah dalam kondisi ramai pendaki.

"Kebutuhan berkemah, salah satu unsur penting untuk keamanan, keselamatan dan kenyamanan pendakian. Untuk itu, semua harus dapat tempat berkemah yang aman dan nyaman," kata Rahman.

Rahman mengimbau para pendaki mematuhi aturan soal daya tampung setiap gunung yang akan didaki. Pasalnya, setiap pengelola obyek wisata pendakian sudah menentukan daya tampung dalam bentuk kuota pendakian. 

"Pengelola destinasi gunung hanya mengatur dan menyediakan zonasi area berkemah (pos/shelter) mana saja yang dapat digunakan untuk berkemah. Zonasi kuota yang ditetapkan pengelola, area kemah yang tersedia itu biasanya sudah disesuaikan kapasitas pengunjung. Jadi harusnya bisa muat semua pendaki," tambah Rahman.

Sebelumnya, ramai di media sosial yang memperlihatkan salah seorang pendaki disuruh pindah area berkemah saat mendaki salah satu gunung di Indonesia, dengan alasan mendapati area perkemahan telah dibooking.

"Tadi kita udah pasang tenda di sini, terus katanya udah dibooking, terus kita diusir, dari tenda yang udah jadi di sini, pindah ke sebelah sini," kata pendaki tersebut dalam unggahan video pendek oleh akun instagram @luluvitaaasa_, dikutip, Senin (2/6/2025).

Dalam kolom komentarnya, ia menjelaskan bahwa saat itu mendirikan tenda di Pos Plawangan 2 Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. 

Ia mengaku sudah bertanya ke para porter pendaki yang berada di lokasi kemah. Namun, ia mengaku didatangi dan dimarahi oleh porter pendaki lain begitu tenda selesai didirikan.

"Ada porter lokal yang datang dan marahin kami suruh pindah, katanya lahan sudah dibooking sama temannya. Lalu tanpa debat panjang, saya dan teman-teman pindah cari tempat lain," tambahnya.