Stability Control System Dikritik, MotoGP Bergeming

MotoGP, Motor balap, motor, stability control system, Stability Control System Dikritik, MotoGP Bergeming

— MotoGP Austria 2025 akan digelar akhir pekan ini, 15–17 Agustus 2025, di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, Austria.

MotoGP Austria 2025 menjadi ajang pertama pada musim ini yang secara resmi menerapkan teknologi stability control system atau sistem kontrol stabilitas, sebagai bagian dari upaya meningkatkan keselamatan di lintasan.

Namun tak semua pihak langsung antusias. Beberapa pebalap ragu pada sistem baru tersebut sebab kehadiran fitur elektronik ini justru bisa mengurangi pengaruh keterampilan individu dalam balapan.

MotoGP, Motor balap, motor, stability control system, Stability Control System Dikritik, MotoGP Bergeming

Alex Marquez saat berlaga pada MotoGP Ceko 2025

Sistem kontrol stabilitas dianggap berpotensi mengurangi risiko secara berlebihan dan berdampak pada intensitas serta dinamika kompetisi.

Direktur Teknologi MotoGP, Corrado Cecchinelli, menanggapi kritik tersebut dengan menyatakan bahwa tujuan utama dari stability control adalah demi keselamatan, tanpa menghilangkan esensi dari olahraga balap motor itu sendiri.

“Risiko memang bagian dari olahraga kami dan juga daya tariknya. Tapi kami punya tanggung jawab untuk menjadikannya seaman mungkin,” ujar Cecchinelli saat sesi latihan bebas pertama (FP1) dikutip dari Crash, Sabtu (16/8/2025).

“Saya rasa tidak ada yang perlu khawatir soal hilangnya emosi dalam MotoGP. Tapi kalau Anda tanya pebalap yang pernah mengalami high-side, apakah sistem ini berguna atau tidak, saya yakin mereka akan sangat senang kalau sistem ini ada,” katanya.

MotoGP, Motor balap, motor, stability control system, Stability Control System Dikritik, MotoGP Bergeming

Fermin Aldeguer saat berlaga pada MotoGP Ceko 2025

Adapun stability control merupakan fitur elektronik baru yang menjadi bagian dari perangkat lunak terpadu dalam Electronic Control Unit (ECU) yang dipasok oleh Marelli.

Sistem ini memiliki cara kerja yang mirip dengan kontrol traksi, namun mengandalkan parameter yang berbeda.

Berbeda dari kontrol traksi yang merespons putaran roda belakang berlebih (wheelspin), stability control bereaksi terhadap yaw rate, yakni seberapa cepat ban belakang menyentak ke samping saat kehilangan traksi.

Meskipun aksi akhirnya sama yaitu mengurangi torsi mesin, namun input-nya berbeda. Kontrol traksi membandingkan putaran roda depan dan belakang, sedangkan stability control mengukur sudut selip.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!