IGK Manila Wafat, Sang Komandan Penyelamat Ratusan Gajah di Operasi Ganesha 1982

Tokoh olahraga, purnawirawan militer, sekaligus pengurus Partai NasDem, Mayjen (Purn) I Gusti Kompyang (IGK) Manila, meninggal dunia di Jakarta pada Senin (18/8/2025). Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim.
"Bersama ini, kami sampaikan Berita Duka. Telah berpulang ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Mayor Jenderal (Purn) I Gusti Kompyang (IGK) Manila," ujar Hermawi dikutip dari Antara.
Menurutnya, almarhum wafat di Rumah Sakit Bunda, Jakarta, sebelum jenazah diberangkatkan menuju Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
Jenazah kemudian disemayamkan di Aula Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, Pancoran, Jakarta, agar keluarga, sahabat, dan kerabat dapat memberikan penghormatan terakhir.
"Jenazah akan dibawa menuju Aula ABN dan diperkirakan tiba pukul 14.00 WIB, Senin, 18 Agustus 2025," kata Hermawi.
Rencananya, jenazah IGK Manila akan diberangkatkan dari ABN pada Rabu (20/8/2025) pukul 11.00 WIB menuju RSPAD Gatot Soebroto untuk prosesi kremasi.
Sebelum pemberangkatan, akan dilangsungkan upacara kebesaran sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan pengabdian almarhum kepada bangsa dan negara.
"Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima seluruh amal ibadah almarhum, mengampuni segala khilaf, dan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya," imbuh Hermawi.
Apa Peran IGK Manila di Dunia Olahraga?
IGK Manila lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942. Ia dikenal sebagai sosok multitalenta: perwira militer, politisi, sekaligus tokoh olahraga.
Dalam dunia sepak bola, IGK Manila atau yang akrab disapa Opa Manila berhasil membawa Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina. Prestasi itu menjadi catatan bersejarah dalam perjalanan sepak bola nasional.
Selain itu, ia juga aktif dalam pengembangan olahraga tanah air melalui berbagai peran manajerial dan kepelatihan.
Warisan perjuangannya di lapangan hijau menjadikan namanya dikenang luas di kalangan pecinta sepak bola Indonesia.
Apa Itu Operasi Ganesha yang Dipimpin IGK Manila?
Anak gajah sumatera, Domang bersama induknya di kawasan TNTN di Kabupaten Pelalawan, Riau, beberapa waktu lalu.
Di luar lapangan, IGK Manila juga dikenal karena kepemimpinannya dalam "Operasi Ganesha" pada 1982.
Operasi ini dilakukan untuk memindahkan ratusan gajah Sumatera dari kawasan transmigrasi Air Sugihan, Sumatera Selatan, ke Lebong Hitam, Lampung.
Saat itu, konflik antara manusia dan gajah semakin parah karena hewan-hewan besar itu merusak perkebunan masyarakat.
Awalnya, ada rencana untuk menembak mati gajah-gajah tersebut. Namun, Presiden Soeharto melalui Menteri Emil Salim memerintahkan pendekatan berbeda: gajah harus dipindahkan, bukan dibunuh.
Satgas Operasi Ganesha yang terdiri dari 400 personel militer dibentuk, dan Letkol IGK Manila ditunjuk sebagai pemimpinnya.
Jalur sepanjang 70 kilometer disiapkan, lengkap dengan pagar untuk memandu kawanan gajah. Berbagai tim mulai dari kesehatan, logistik, penerangan, hingga tim udara dengan helikopter dilibatkan.
Operasi yang dimulai pada 15 November 1982 itu berlangsung hingga 22 Desember 1982. Sebanyak 200 ekor gajah berhasil dipindahkan dengan selamat. Momen haru pun tercipta ketika para gajah tiba di Lebong Hitam.
Banyak anggota satgas menitikkan air mata, termasuk IGK Manila yang menceritakan bagaimana seekor induk gajah menggendong anaknya saat menyeberangi sungai.
Operasi Ganesha menjadi tonggak sejarah dalam upaya penyelamatan satwa liar di Indonesia. Upaya ini kemudian melahirkan inisiatif lanjutan berupa pendirian Pusat Latihan Gajah (PLG) di berbagai daerah Sumatera.
Sejak 1986, tercatat lebih dari 2.300 ekor gajah berhasil ditangkap dan sebagian besar dilatih di PLG.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!