Mukernas PERDOSNI: Merawat Kesehatan Otak Tingkatkan Kualitas Bangsa

Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) 2025 di Bandung, Jawa Barat, pada 22–24 Agustus 2025.
Mengusung tema besar “Otak Sehat, Negara Kuat”, acara ini tidak hanya menjadi forum kerja organisasi, tetapi juga ajakan nyata bagi masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap kesehatan otak dan mental sebagai fondasi kualitas hidup.
Ketua Pengurus Pusat PERDOSNI, Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.N(K), MH, menegaskan bahwa otak yang sehat melahirkan sumber daya manusia yang cerdas, inovatif, dan resilien.
“Kesehatan otak yang optimal bukan hanya menentukan kualitas hidup individu, tapi juga ketahanan sosial, ekonomi, hingga politik bangsa. Indonesia butuh generasi dengan otak yang sehat agar mampu menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Peningkatan usia harapan hidup membawa konsekuensi baru yakni meningkatnya kasus penyakit degeneratif otak seperti stroke dan demensia. Kedua penyakit ini bukan hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga menimbulkan beban ekonomi, sosial, dan psikologis yang besar.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Dr.Slamet Budiarto menyebutkan, stroke menjadi salah satu penyakit katastropik dengan biaya tinggi.
"Kita jaga kesehatan otak agar jangan sampai stroke dengan gaya hidup sehat, memilih makanan bergizi dan rutin melakukan aktivitas fisik, olahraga, seperti jalan atau lari, jangan hanya main game dan malas gerak,” ujarnya.
Ketua Kelompok Kerja PERDOSNI, dr.Astuti Sp.N, mengatakan, untuk memperluas kesadaran publik, PERDOSNI juga aktif melakukan sosialisasi melalui media sosial, kegiatan kaderisasi, hingga momentum peringatan internasional seperti Hari Alzheimer Sedunia, Hari Stroke Sedunia, dan Hari Parkinson.
Masyarakat juga diajak mengenali 14 faktor risiko demensia, di antaranya hipertensi, diabetes, obesitas, kurang aktivitas fisik, isolasi sosial, nutrisi buruk, hingga paparan polusi.
“Masyarakat perlu tahu bahwa menjaga kesehatan otak bukan sekadar menghindari penyakit, tapi investasi jangka panjang untuk kualitas hidup dan kesejahteraan bangsa,” ungkap dr. Astuti.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam acara tersebut menyebutkan, kesehatan jiwa tidak akan tercapai jika kesehatan otak tidak dijaga.
Guna memastikan generasi penerus bangsa memiliki standar kesehatan jiwa dan kesehatan otak yang memadai dalam menjawab tantangan di masa depan, Lestari melontarkan usulan untuk melibatkan deteksi dini kesehatan jiwa dan otak dalam program pemerintah.
"Perlu dilakukan deteksi dini kesehatan otak, yang bisa ditindaklanjuti dengan kegiatan yang paling sederhana untuk memastikan agar intervensi pada usia dini dan produktif guna memantau kesehatan otak bisa dijalankan,” katanya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!