Menghadapi Burnout dengan Joyspan agar Hidup Bahagia

Ada krisis ketidakpuasan hidup di era modern ini. Jutaan orang merasa hidupnya kurang bahagia, dan burnout (kejenuhan) kini lebih umum ditemukan daripada sebelumnya.
Cobalah untuk menciptakan joyspan, bukan sekedar bahagia, tapi sebuah sukacita yang bertahan lama melampaui sebuah momen.
"Joyspan" adalah istilah yang diciptakan oleh ahli usia lanjut (gerontologi) Kerry Burnight, PhD, yang merujuk pada upaya menciptakan kebahagiaan, khususnya di paruh kedua kehidupan. (insert)
Alih-alih memandang kebahagiaan hanya sebagai momen sesaat, joyspan mengajarkan bahwa kebahagiaan adalah perjalanan panjang yang harus dirawat setiap hari.
Pandangan modern ini muncul sebagai respons terhadap krisis ketidakpuasan dalam budaya kita. Joyspan bisa dianggap sebagai “penawar” dari ketidakpuasan, burnout, dan pesimisme. Hanya dengan membayangkannya saja, kita bisa memimpikan dunia di mana kebahagiaan mengalir bebas.
Mengapa joyspan penting untuk kesehatan mental
Tak mengejutkan bila kebahagiaan punya dampak besar pada kesehatan mental. Bahkan, sukacita juga berpengaruh penting pada kesehatan fisik.
Itulah inti dari konsep joyspan, jika kita bisa merawat kebahagiaan dalam jangka panjang, kita bisa menciptakan hidup yang lebih bahagia untuk diri sendiri.
Budaya kita saat ini sering memperlakukan penuaan seakan-akan sebuah dosa, bukan sebuah anugerah.
Ilustrasi gaya hidup slow living.
Dr. Burnight ingin mengubah cara pandang ini, dengan menempatkan kebahagiaan sebagai sesuatu yang tidak hanya dibangun sepanjang hidup, tetapi justru semakin ditekankan di paruh akhir kehidupan.
Ketika percakapan tentang tubuh yang menua atau kehilangan orang terkasih mulai sering muncul di usia lanjut, menjaga pikiran tetap terhubung pada “joyspan” bisa menjadi tantangan.
Namun, jika kita tetap berpegang pada joyspan, kesehatan fisik dan mental bisa tetap terjaga sepanjang hidup.
Cara mengukur joyspan diri kita
Berikut adalah beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengukur joyspan kita:
Menulis jurnal
Banyak orang meremehkan kegiatan ini padahal kegiatan sederhana ini berdampak besar pada kestabilan emosi. Ambil jeda untuk sejenak menuliskan apa yang kita rasakan dan pikirkan.
Apa yang mengganggu rentang kebahagiaan kita? Misalnya, apakah cemas pada deadline yang semakin dekat? Kapan terakhir kali merasa bahagia? Catat pemicu-pemicu ini agar Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak ke depannya.
Cara memperpanjang rasa bahagia
- Lacak ulang setiap kemenangan
Sekecil apa pun, merayakan kemenangan adalah hal yang wajib. Setelah momen bahagia, tuliskan semua detail kebahagiaan yang dialami dalam catatan suara atau jurnal. Ini adalah cara untuk menikmati perasaan positif dan mencatat bagaimana kita dapat meraih lebih banyak kebahagiaan dalam hidup.
- Kalibrasi ulang sistem saraf
Apa gunanya momen bahagia jika sistem saraf yang tidak terkendali dapat dengan cepat menghancurkannya?
Dengan terus merawat sistem saraf, kita tidak perlu khawatir akan goyah ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan. Pada gilirannya, dapat merasa lebih tangguh dan mampu mempertahankan kebahagiaan.
Salah satu cara mengatur ulang sistem saraf kita adalah dengan latihan napas. Tarik napas dalam melalui hidung hingga perut mengembang, lalu embuskan perlahan lewat mulut sampai tubuh terasa rileks.
- Kurangi pencuri kebahagiaan
Kenali hal-hal apa saja yang seringkali mencuri rasa bahagia, misalnya sulitnya mencari parkir di mal saat akan makan bersama keluarga atau mendapati cucian piring kotor sepulang dari kantor. Lakukan sesuatu untuk mengatasinya selama hal itu masih dalam kendali kita.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!