318 Orang Ditangkap Usai Ricuh Mapolda Jateng, LBH Buka Hotline Bantuan Hukum
Polda Jawa Tengah menangkap 318 orang terkait penyerangan Markas Polda Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, pada Sabtu (30/8/2025).
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengatakan, mayoritas pelaku yang diamankan masih berusia remaja.
Polisi menyebut, mereka terlibat dalam aksi anarkis yang menyerang Mapolda pada sore hari.
“Sampai pukul 19.30 WIB tercatat 318 orang yang ditangkap,” kata Artanto, dikutip Antara, Sabtu (30/8/2025).
Polisi tembakkan gas air mata
Menurutnya, aparat sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang merangsek masuk. Massa kemudian kocar-kacir dan dikejar petugas ke berbagai arah sekitar Mapolda.
Situasi sempat tegang, namun polisi memastikan kondisi keamanan di Kota Semarang kini sudah kembali kondusif.
“Masyarakat tetap tenang dan jangan mudah terprovokasi aksi anarkis yang merugikan masyarakat dan perekonomian,” ujar Artanto.
Aksi solidaritas berubah ricuh
Sehari sebelumnya, Jumat (29/8/2025), sekelompok massa menggelar aksi solidaritas di depan Mapolda Jateng.
Namun unjuk rasa itu berakhir ricuh setelah dibubarkan polisi.
Kericuhan meluas hingga menyebabkan pembakaran sejumlah kendaraan dinas di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, serta pos polisi di kawasan Simpang Lima, Semarang.
LBH Semarang buka layanan bantuan hukum
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang membuka layanan bantuan hukum bagi peserta aksi di Jawa Tengah yang berpotensi menjadi korban kekerasan atau kriminalisasi.
Dalam unggahan akun Instagram resminya, LBH Semarang menyebut aksi massa di depan Markas Polda Jawa Tengah pada Sabtu (30/8/2025) merupakan respons atas tagar #PolisiPembunuhRakyat yang ramai di media sosial.
Hotline bantuan hukum
Untuk memastikan perlindungan hak peserta aksi, LBH Semarang, LBH Bantuan Sesama, LRC-KJHAM, Maring Institut menjadi Tim Advokasi Solidaritas untuk Demokrasi (SUARA AKSI) menyediakan hotline bantuan hukum di nomor 0823-2423-0247.
“Bagi teman-teman yang sedang melakukan aksi dan menjadi korban kekerasan atau kriminalisasi, silakan simpan nomor ini jika sewaktu-waktu membutuhkan bantuan hukum ketika aksi,” tulis LBH Semarang di akun Instagramnya.
Peserta aksi yang membutuhkan pendampingan hukum dapat menghubungi WhatsApp dengan format:
- Nama pengadu
- Asal wilayah, komunitas, organisasi, sekolah, atau kampus
- Tempat dan tanggal lahir
- Nomor telepon yang bisa dihubungi
- Aduan atau kronologi kejadian
- Bukti pendukung seperti foto, video, atau rekaman suara
