Menumbuhkan Rasa Optimis di Tengah Situasi Negeri Sekarang

Kondisi sosial, politik, maupun ekonomi di sebuah negara kerap memengaruhi perasaan masyarakat.
Tak jarang, kabar tentang korupsi, ketidakpastian politik, konflik, atau isu sosial membuat banyak orang merasa cemas.
Namun, Psikolog Klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., menegaskan bahwa rasa optimis tetap perlu untuk dipelihara.
Menurutnya, rasa optimis tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga membuat seseorang lebih tangguh menghadapi perubahan situasi.
Psikolog Joko mengatakan ada beberapa langkah sederhana yang dapat membantu seseorang menjaga harapan di tengah kondisi yang tidak selalu sesuai dengan keinginan.
1. Kelola ekspektasi
Psikolog Joko menekankan, perubahan sosial dan politik tidak bisa terjadi secara instan.
“Makanya kita harus mengelola ekspektasi. Dengan begitu kita bisa lebih tahan mental dan tidak mudah frustrasi,” ujarnya kepada Kompas.com, baru-baru ini.
2. Temukan alasan personal untuk berkontribusi
Optimisme juga bisa tumbuh ketika seseorang menemukan alasan pribadinya untuk tetap berjuang.
“Misalnya, tetap bekerja keras demi masa depan anak, atau berkontribusi kecil bagi komunitas di sekitar. Fokuslah pada hal-hal yang bisa kita lakukan, bukan pada yang di luar kendali,” kata Psikolog Joko.
3. Latih perspektif positif
Sering kali masyarakat hanya terfokus pada hal negatif. Padahal, masih ada orang-orang baik yang berjuang dengan tulus di dalam sistem.
“Cobalah melihat sisi positif. Doakan mereka yang tetap menjalankan amanah dengan baik. Fokus pada kebaikan akan membuat kita lebih optimis,” jelasnya.
Di tengah situasi negeri yang penuh tantangan, rasa optimis tetap tetap perlu dipelihara. Psikolog jelaskan cara merawat kesehatan mental.
4. Jaga kesehatan fisik dan lingkungan positif
Optimisme juga erat kaitannya dengan kondisi fisik dan lingkungan sosial.
Pola hidup sehat, seperti tidur cukup, olahraga, dan makan teratur, membantu tubuh lebih bugar dan mental lebih kuat.
Selain itu, bergaul dengan orang-orang yang positif dapat menularkan energi baik.
“Kalau kita berada di sekitar mereka yang optimis, mental kita juga lebih tahan terhadap hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi,” tambah Psikolog Joko.
Optimisme tidak datang begitu saja. Ia tumbuh dari cara kita mengelola ekspektasi, menjaga kontribusi pribadi, melatih pandangan positif, serta merawat tubuh dan lingkungan sosial.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!