Jangan Asal Klakson Saat Melintas di Dekat Demo, Bisa Picu Emosi Massa

Gelombang unjuk rasa di beberapa titik Jakarta dan sejumlah daerah lain membuat pengendara mobil perlu ekstra waspada.
Selain memilih jalur alternatif, ada hal kecil yang sering terlupakan namun berisiko besar, yakni membunyikan klakson berlebihan di dekat kerumunan.
Menurut Sony Susmana, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), penggunaan klakson yang tidak tepat bisa memancing emosi massa.
"Klakson itu fungsinya untuk memberi tanda, bukan untuk meluapkan emosi. Kalau di dekat kerumunan demo justru bisa disalahartikan sebagai provokasi," kata Sony kepada Kompas.com, Senin (1/9/2025).
Sony menekankan, dalam situasi rawan seperti demo, pengendara harus menjaga sikap tenang.
"Jangan panik, jangan terkesan menantang. Bunyikan klakson seperlunya saja, misalnya untuk tanda ada kendaraan lewat, bukan terus-menerus," ujarnya.
Kondisi Halte di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (30/8/2025). Halte Transjakarta Polda dibakar oknum tidak bertanggung jawab saat demonstrasi di depan Polda Metro Jaya, pada Jumat (29/8/2025).
Selain itu, pengendara disarankan untuk menutup rapat jendela, mengunci pintu, dan menjaga jarak aman dengan kendaraan lain. Bila situasi dirasa tidak kondusif, lebih baik menepi di lokasi yang aman sambil menunggu keadaan mereda.
"Intinya jangan melakukan hal-hal yang bisa memicu salah paham. Di jalan itu bukan hanya kita yang punya kepentingan," tutur Sony.
Dengan langkah-langkah sederhana tersebut, risiko terjebak konflik saat melintas di wilayah rawan demo bisa diminimalkan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.