3 Cara Mencegah Post-vacation Blues, Siapkan Waktu Luang

– Post-vacation blues atau post-vacation depression dapat mengganggu kehidupan seseorang, karena bisa menyebabkan bekerja atau bersekolah jadi kurang maksimal.
Psikolog klinis dewasa Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi. mengungkapkan, post-vacation blues bisa dicegah. Salah satunya dengan tidak “salah fokus” alias “salfok” saat liburan.
Cara mencegah post-vacation blues
Penyebab post-vacation blues adalah rutinitas sehari-hari seseorang yang cenderung memberi banyak stressor atau pemicu stres, sedangkan liburan memberi banyak memori yang menyenangkan.
1. Jangan salah fokus
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menjadi “sadar” atau mindful, dan tidak salah fokus di segala situasi saat berlibur.
“Menjadi sadar atau mindful maksudnya adalah fokus total dengan apa yang sedang dilakukan agar tidak ada penyesalan saat liburan berakhir,” papar Adelia yang berpraktik di Jaga Batin di Bandung kepada Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
Artinya, mereka sadar akan segala sensasi dan perasaan yang ada ketika melancong, dan sadar akan apapun yang sedang dilakukan atau dihadapi.
“Mereka kayak enggak sadar ngapain saja, malah fokus ke hal lain kayak overthinking tentang pekerjaan yang belum dihadapi, atau kepikiran masalah lain,” jelas Adelia.
“Misalnya pas nonton konser, mereka sibuk fancam. Jadinya kayak lupa dengan euforia dan perasaan ketika nonton konser. Akhirnya menyesal, ‘kenapa ya gue fokus ngerekam aja, gue jadi lupa rasanya lihat penyanyinya langsung’,” kata Adelia.
2. Rencanakan waktu luang
Saat merencanakan liburan, jangan lupa merencanakan waktu luang saat pulang liburan. Artinya, jangan pulang dalam waktu yang mepet dengan hari masuk kerja atau sekolah.
Misalnya, jadwal pulang liburan diatur tiga hari sebelum kembali bekerja atau bersekolah. Dalam tiga hari itu, kamu bisa fokus untuk memproses liburan kemarin.
Manfaatkan waktu luang untuk beristirahat sambil mengulas kembali memori saat liburan. Ketika waktunya untuk kembali bekerja atau bersekolah tiba, kamu sudah siap secara mental dan fisik untuk kembali menjalani rutinitas harian.
“Beri jeda ke diri sendiri untuk memproses kegiatan yang baru dilakukan supaya punya waktu yang cukup untuk bernostalia, tanpa harus dihadapi oleh stressor secara langsung,” kata Adelia.
3. Buat rutinitas yang lebih terjadwal
Kemudian, buatlah rutinitas yang lebih terjadwal. Misalnya, jadwal istirahat, makan, dan bekerja atau bersekolah yang lebih terjadwal saat kembali dari liburan.
Menurut Adelia, rutinitas yang lebih terjadwal dapat membantumu beradaptasi dan kembali menjadi sosok yang produktif. Ini juga dapat membuatmu lebih fokus.
“Rutinitas yang terlalu random bikin kita cepat ‘lost’ dan bingung harus melakukan apa. Rutinitas yang terjadwal ini paling tidak dapat membantu kita tetap ‘on track’. Jadi, fokus pada kewajiban seperti istirahat, makan, dan berangkat kerja atau sekolah,” terang dia.