Fenomena Lendutan, Penyebab Lion Air Gagal Terbang di Jambi

Bandara Sultan Thaha, fenomena lendut, fenomena lendutan, Fenomena lendutan, Fenomena lendut, lendutan adalah, bandara sultan thaha, Fenomena Lendutan, Penyebab Lion Air Gagal Terbang di Jambi

Pada Kamis (10/4/2025), ratusan penumpang Lion Air rute Jambi–Jakarta terpaksa batal terbang akibat kejadian tak biasa di Bandara Sultan Thaha, Jambi.

Bukan karena gangguan teknis pada pesawat, melainkan kondisi landasan pacu yang mengalami masalah akibat suhu panas ekstrem.

Insiden ini menjadi viral setelah terekam oleh beberapa penumpang dan menyebar di media sosial.

Pihak bandara menyebutkan bahwa ban pesawat lengket di landasan pacu, bukan karena amblas atau rusaknya struktur utama bandara.

General Manager Bandara Sultan Thaha Jambi, Ardon Marbun, menjelaskan bahwa peristiwa ini dipicu oleh fenomena lendut atau lendutan.

Fenomena ini terjadi ketika suhu tinggi menyebabkan aspal landasan mengalami pelunakan dan cekungan kecil akibat tekanan berat pesawat.

Apa itu fenomena lendutan?

Fenomena lendutan atau rutting adalah deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan landasan pacu yang terjadi akibat suhu tinggi dan tekanan berat yang terus-menerus, seperti dari ban pesawat.

Saat cuaca sangat panas, material aspal pada landasan menjadi lebih lunak. Ketika pesawat besar seperti Lion Air menekan permukaan tersebut, sebagian aspal bisa "melendut", menciptakan cekungan yang membuat ban pesawat seolah "terjebak".

Bandara Sultan Thaha, fenomena lendut, fenomena lendutan, Fenomena lendutan, Fenomena lendut, lendutan adalah, bandara sultan thaha, Fenomena Lendutan, Penyebab Lion Air Gagal Terbang di Jambi

Bandara Sultan Thaha Jambi

Kondisi ini sangat berbahaya jika pesawat tetap dipaksakan untuk lepas landas. Ban yang tidak dapat bergerak dengan sempurna bisa menyebabkan kegagalan akselerasi, merusak sistem roda, bahkan berpotensi menyebabkan kecelakaan saat take off.

Akibat fenomena tersebut, penerbangan Lion Air dibatalkan dan seluruh penumpang diminta turun kembali ke ruang tunggu. Bandara pun menghentikan sementara seluruh aktivitas penerbangan mulai pukul 15.30 WIB hingga 17.30 WIB untuk melakukan perbaikan darurat.

“Setelah perbaikan, aktivitas penerbangan kembali normal,” ujar Ardon.

Namun, ia juga menegaskan bahwa perbaikan permanen akan dilakukan pada malam hari, setelah seluruh jadwal penerbangan rampung.

Hal ini dilakukan demi menjamin keselamatan dan kenyamanan penerbangan selanjutnya, mengingat Bandara Sultan Thaha memiliki jadwal padat dengan 17 keberangkatan dan 18 kedatangan pada hari itu.