Alasan Parkiran Abu Bakar Ali Akan Dibongkar dan Lokasi Penggantinya

Yogyakarta, Malioboro, tempat parkir Abu Bakar Ali, parkiran Abu Bakar Ali, yogyakarta, parkiran abu bakar ali, tempat parkir abu bakar ali, Alasan Parkiran Abu Bakar Ali Akan Dibongkar dan Lokasi Penggantinya

KOMPAS.com – Pemkot Yogyakarta berencana melakukan pembongkaran terhadap kantong parkir Abu Bakar Ali, Malioboro.

Dikutip dari (14/4/2025) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) DIY, Ni Made Dwi Panti menjelaskan, pembongkaran tersebut sudah dipertimbangkan sejak lama.

Alasan pembongkaran

Made juga mengatakan, pembongkaran tempat parkir Abu Bakar Ali bertujuan untuk mewujudkan kawasan low emission zone yang merupakan syarat sumbu filosofi Unesco

Selain itu, pembongkaran dilakukan karena kawasan ini ditujukan untuk menjadi kawasan low emission.

Nantinya tempat parkir Abu Bakar Ali juga akan diubah menjadi ruang terbuka hijau (RTH).

Lantas, kemana parkiran Abu Bakar Ali akan dipindahkan?

Lokasi parkiran pengganti Abu Bakar Ali

Dikutip dari laman JogjaProv, Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan, sejumlah lahan parkir pengganti sudah dipersiapkan.

Lahan parkir yang disiapkan di antaranya adalah Terminal Giwangan dan Ketandan untuk relokasi permanen.

Adapun Stadion Kridosono dan Mandala Krida juga akan dibuka sebagai lahan parkir namun hanya untuk sementara.

Sultan menegaskan, pemindahan tempat parkir Abu Bakar Ali, tidak boleh mengorbankan nasib para juru parkir.

“Pak Wali dan sebagainya kan sudah koordinasi. Misalnya di TKP Abu Bakar Ali itu ada 100 jukir yang nanti akan hilang. Yang penting itu mereka tidak ditelantarkan sehingga kita buka parkir di Mandala Krida dan Stadion Kridosono tetapi sementara bukan permanen. Bisa tidak mereka disana itu supaya tidak terlantar, tidak nganggur dan bisa makan?” ujar Sultan.

Ia juga berharap nasib para juru parkir tetap terjamin meskipun nantinya parkiran pindah permanen di Giwangan dan Ketandan.

“Nanti kalau sudah dipindahkan ke Ketandan dan Giwangan yang permanen, sing penting mereka (jukir) diopeni, karena mereka kan orang Jogja juga. Mereka butuh makan sekeluarga jadi jangan ditelantarkan," kata Sultan.