Eks Pejabat Keamanan AS Kepergok Pakai Aplikasi Signal Bajakan

Salah satu pejabat Amerika Serikat (AS) yang merupakan mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz ketahuan menggunakan aplikasi percakapan (chatting) Signal yang telah dimodifikasi (mod) alias "bajakan".
Padahal, aplikasi modifikasi semacam itu dikenal cukup rentan keamanannya, sebagaimana WhatsApp GB, Spotify MOD APK, dan sejenisnya. Sebab, aplikasi bajakan seperti ini dikembangkan oleh developer non-resmi.
Aplikasi mod yang digunakan Waltz diketahui bernama TeleMessage (TM SGNL). Waltz kepergok membuka aplikasi tersebut dalam sebuah rapat kabinet yang dipimpin oleh Presiden AS, Donald Trump pada Rabu (30/4/2025) lalu.
Rapat itu berlangsung satu hari jelang Waltz dipecat Presiden Trump pada 1 Mei 2025. Artinya, ia mengakses aplikasi tersebut kala masih menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional AS.
Dalam sebuah gambar yang ramai dibagikan di internet, tampak Waltz sedang membuka aplikasi TeleMessage dan disinyalir sedang chatting dengan sejumlah pejabat AS lainnya, salah satunya adalah Wakil Presiden AS, James David Vance.
Beberapa pejabat AS lainnya yang sedang chatting dengan Waltz konon adalah Sekretaris Luar Negeri AS Marco Rubio, Direktur Intelijen Nasional AS Tulsi Gabbard, serta salah satu diplomat AS yang bernama Steve Witkoff.
Menurut laporan NBCNews, aplikasi tersebut memang benar merupakan TeleMessage. Sebab, peringatan "Verify your TM SGNL PIN", yang tampak pada gambar di atas, biasa dipakai TeleMessage untuk melakukan verifikasi akun via nomor PIN.
TeleMessage sendiri kabarnya menggunakan sistem enkripsi buatan Signal, dan aplikasi ini juga disebut sebagai aplikasi modifikasi atau mod dari Signal karena memiliki tampilan serupa.
Meskipun ciri-ciri tampilan antarmuka (user interface/UI) merujuk ke aplikasi TeleMessage, belum ada keterangan resmi apakah Waltz benar-benar menggunakan aplikasi tersebut atau tidak.
Tidak ada informasi resmi juga apa aplikasi chatting yang dipakai AS saat ini untuk komunikasi internal, terutama untuk mendiskusikan hal-hal sensitif dan menjadi rahasia negara.
Pemerintah AS sendiri selama ini mengatakan bahwa pihaknya menyetujui penggunaan aplikasi Signal untuk keperluan pemerintahan, lantaran sistem keamanannya yang dianggap cukup baik.
Tersandung kasus "Signalgate"
Kabar Waltz yang ketahuan pakai aplikasi mod Signal untuk bercakap-cakap dengan para pejabat AS ini muncul setelah ia tersandung masalah serius sekitar Maret lalu.
Pada saat itu, Waltz, atau orang lain yang pakai akun Signal miliknya, tak sengaja memasukkan seorang jurnalis senior dari salah satu media internasional The Atlantic, Jeffrey Goldberg ke dalam sebuah grup Signal.
Grup Signal yang dibuat akun Waltz tersebut ternyata mendiskusikan rencana serangan militer ke Yaman terhadap kelompok Houthi. Goldberg lantas membagikan pengalaman dan informasi yang ia dapat dalam sebuah artikel.
Setelah kejadian ini, Waltz dicopot dari jabatannya sebagai Penasihat Keamanan Nasional AS per1 Mei 2025. Posisinya kini digantikan sementara oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio. Sementara Waltz dinominasikan Presiden Trump sebagai Duta Besar AS untuk PBB.
TeleMessage diretas
Seperti disebutkan di awal, aplikasi modifikasi cukup berisiko soal keamannnya. Terbukti, tak lama setelah kabar di atas ramai di dunia maya, perusahaan induk pengembang aplikasi TeleMessage, yaitu Smarsh mengonfirmasi bahwa ada peretas (hacker) yang berupaya membobol sistem aplikasi dan mencuri data percakapan yang ada di dalamnya.
Upaya peretasan ini dilaporkan pertama kali oleh kantor berita 404Media. Menurut laporan ini, data-data yang dicuri mencakup pesan pribadi yang dikirim langsung ke orang lain, hingga pesan-pesan di dalam grup yang disebar ke banyak orang.
"Kami sedang menginvestigasi adanya insiden keamanan di platform TeleMessage. Sesaat kami mendeteksi adanya insiden ini, kami langsung bekerja sama dengan mitra keamanan siber untuk melakukan investigasi mendalam," kata pihak Smarsh.
Smarsh tak menjelaskan jenis data seperti apa yang dicoba untuk diretas dan dicuri hacker. Namun sebagai langkah preventif, Smarsh saat ini menghentikan layanan TeleMessage untuk sementara waktu.