Kenapa Ban Mobil Listrik Lebih Berat Dibanding Ban Mobil Konvensional?

– Mobil listrik hadir dengan sederet teknologi baru, termasuk pada sektor roda dan ban. Salah satu perbedaan mencolok adalah bobot ban mobil listrik (EV) yang cenderung lebih berat dibanding ban mobil konvensional.
Menurut Fisa Rizqiano, Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, ban EV didesain dengan konstruksi dan material khusus untuk mengakomodasi beban kerja yang lebih tinggi dibanding mobil berbahan bakar fosil.
“Mobil listrik umumnya memiliki bobot yang jauh lebih berat akibat keberadaan paket baterai. Karena itu, bannya harus punya kekuatan struktur lebih tinggi, sidewall lebih tebal, dan kompon khusus agar mampu menopang beban sekaligus menjaga kestabilan kendaraan,” kata Fisa kepada Kompas.com, Sabtu (17/5/2025).
Fisa menjelaskan, torsi instan yang menjadi ciri khas motor listrik juga menuntut ban EV untuk memiliki daya cengkeram optimal dan daya tahan tinggi terhadap deformasi. Hal ini memaksa produsen ban menambahkan lapisan dan bahan tertentu agar ban tidak cepat aus.
“Biasanya ban EV memiliki reinforcement tambahan di bagian bead dan sidewall. Ini membuat bobotnya lebih berat, tapi itu perlu agar performa dan keamanannya terjaga,” ucapnya.
Selain itu, Fisa menyebut aspek kebisingan juga menjadi pertimbangan utama. Karena mobil listrik nyaris tanpa suara mesin, suara ban menjadi lebih terasa di dalam kabin. Oleh sebab itu, ban EV dilengkapi teknologi noise reduction seperti lapisan foam peredam di dalam ban atau pola telapak yang dirancang khusus.
Meski lebih berat, Fisa menegaskan bahwa ban khusus mobil listrik sangat penting untuk mendukung efisiensi kendaraan dan memperpanjang umur komponen lain, seperti suspensi dan motor penggerak.
“Ban EV bukan cuma soal ukuran dan bentuk, tapi menyangkut keseluruhan sistem performa kendaraan. Mengganti dengan ban biasa bisa mengorbankan kenyamanan, efisiensi, bahkan keselamatan,” kata Fisa.