Top 6+ Puasa Sunnah di Bulan Muharram: Niat dan Keutamaannya

puasa sunnah di bulan Muharram, Puasa Sunnah di Bulan Muharram, Puasa 1 Muharram, Niat Puasa Sunnah 1 Muharram, Puasa Tasua, puasa Ayyamul Bidh, puasa asyura, puasa tasua, niat puasa hari senin, niat puasa hari kamis, puasa 1 Muharram, 6 Puasa Sunnah di Bulan Muharram: Niat dan Keutamaannya, 1. Puasa 1 Muharram, 2. Puasa Tasua (9 Muharram), 3. Puasa Asyura, 4. Puasa 11 Muharram , 5. Puasa Ayyamul Bidh (13,14, dan 15 Muharram), 6. Puasa Senin Kamis 

Memasuki pergantian tahun dalam kalender Hijriah, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya dengan menjalankan puasa sunnah di bulan Muharram. 

Menurut ajaran Islam, Muharram termasuk dalam empat bulan haram, yaitu bulan-bulan yang dimuliakan dan diharamkan untuk melakukan peperangan serta perbuatan tercela. 

Keutamaan ini menjadikan Muharram sebagai momen yang tepat untuk memperbanyak amal kebaikan.

Rasulullah SAW secara khusus menganjurkan umatnya untuk menjalankan puasa sunnah di bulan Muharram. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam hadits riwayat Muslim:

"Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.'" (HR Muslim)

Hadits tersebut menjadi dasar keutamaan puasa sunnah di bulan ini sebagai bentuk ketakwaan dan penghormatan terhadap bulan yang dimuliakan Allah.

Jenis-Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram

Ada beberapa jenis puasa sunnah yang dapat dilaksanakan umat Islam selama bulan Muharram untuk menambah pahala dan memperkuat spiritualitas, antara lain:

1. Puasa 1 Muharram

Puasa 1 Muharram yang jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025, memiliki keutamaan besar bagi umat Islam. Momen ini menjadi salah satu waktu yang dianjurkan untuk berpuasa sunnah, sebagai bagian dari amalan di bulan yang dimuliakan dalam Islam.

Keutamaan puasa di awal Muharram disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa berpuasa pada hari akhir Dzulhijjah dan awal Muharram, maka Allah ampunkan segala dosa-dosanya, walaupun selama lima puluh tahun melakukannya." (HR. Ibnu Abbas)

Hadis ini menunjukkan besarnya pahala yang dijanjikan bagi siapa pun yang menjalankan puasa di momen awal tahun Hijriah ini.

Sebelum menjalankan puasa, dianjurkan untuk membaca niat terlebih dahulu. Berikut lafaz niat puasa awal Muharram:

Niat Puasa Sunnah 1 Muharram

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلَِّهِ تَعَالَى

Nawaitu shaumal Muharrami lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'ala.

2. Puasa Tasua (9 Muharram)

Puasa Tasu’a adalah salah satu puasa sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram. Pada tahun ini, puasa Tasu’a jatuh pada hari Sabtu, 5 Juli 2025.

Salah satu keutamaan puasa Tasu’a adalah sebagai pembeda dari kaum Yahudi, yang hanya berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Rasulullah SAW memiliki keinginan untuk membedakan umat Islam dalam ibadahnya.

Hal ini disebutkan dalam hadis riwayat Muslim, di mana Rasulullah SAW bersabda:

Jika aku masih hidup sampai tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan (Muharram).” (HR. Muslim)

Hadis ini menjadi dasar anjuran menjalankan puasa Tasu’a sebagai bentuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

Niat Puasa Tasu’a

Berikut adalah lafaz niat puasa sunnah Tasu’a:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin an adai sunnatit Tasu’a, Lillahi Ta'ala

Artinya: Aku berniat puasa sunah Tasu’a esok hari karena Allah SWT.

Melaksanakan puasa Tasu’a merupakan salah satu bentuk ketakwaan dan kecintaan kepada sunnah Rasulullah, sekaligus menjadi amalan pembuka keberkahan di bulan Muharram.

3. Puasa Asyura

Puasa Asyura merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Muharram. 

Tahun ini, puasa Asyura bertepatan dengan hari Minggu, 6 Juli 2025. Puasa ini memiliki keutamaan besar sebagai penghapus dosa-dosa yang telah lalu.

Keutamaan puasa Asyura disebutkan dalam hadis riwayat Muslim, di mana Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan besarnya pahala dan keutamaan yang terkandung dalam ibadah puasa Asyura.

Niat Puasa Asyura

Sebelum menjalankan ibadah puasa Asyura, berikut lafaz niat yang dibaca:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Asyura-a sunnatan lillahi ta’ala

 Artinya: Aku berniat puasa sunnah Asyura sebab Allah Ta’ala.

4. Puasa 11 Muharram 

Setelah menjalankan puasa Asyura, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan ibadah dengan puasa pada tanggal 11 Muharram.

Pada tahun ini, puasa 11 Muharram bertepatan dengan hari Senin, 7 Juli 2025.

Puasa 11 Muharram menjadi bentuk pelengkap dari puasa Asyura. Hal ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagai pembeda dari praktik kaum Yahudi, yang umumnya hanya berpuasa pada hari Asyura saja.

Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk menambah satu hari puasa, baik sehari sebelumnya (Tasu’a) maupun sehari setelahnya (11 Muharram), guna membedakan ibadah umat Islam dari kaum lain.

Niat Puasa 11 Muharram

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shaumal Muharrami lillahi ta'ala

Artinya: Saya berniat puasa Muharram karena Allah ta'ala.

5. Puasa Ayyamul Bidh (13,14, dan 15 Muharram)

Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Pada bulan Muharram 1447 H ini, puasa Ayyamul Bidh bertepatan dengan tanggal 9, 10, dan 11 Juli 2025.

Puasa sunnah yang dijalankan selama tiga hari di pertengahan bulan Hijriah ini memiliki keutamaan besar. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa berpuasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah setara dengan puasa selama setahun penuh.

Dalam hadis riwayat Bukhari disebutkan:

"Rasulullah SAW bersabda, 'Puasa tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.'" (HR. Bukhari)

Anjuran ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk memperbanyak amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui puasa sunnah.

Niat Puasa Ayyamul Bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلَِّهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma ayyamil bidh lillâhi ta'ala

Artinya: Saya berniat puasa Ayyamul Bidh karena Allah ta'ala.

6. Puasa Senin Kamis 

Puasa Senin dan Kamis merupakan salah satu amalan sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. 

Hari-hari tersebut bertepatan dengan waktu malaikat mencatat dan melaporkan amal perbuatan manusia kepada Allah SWT.

Dalam penjelasan Syekh Sulaiman al-Bujairami, terdapat pembagian waktu pelaporan amal oleh malaikat. Hal ini dijelaskan dalam kitab Hasyiyah al-Bujairami ‘Alal Khotib:

"Syekh Sulaiman al-Bujairami (w. 1806 M) menjelaskan, setiap hari amalan manusia dicatat oleh malaikat sebanyak dua kali, yaitu waktu siang dan malam. Untuk setiap minggunya, yaitu hari Senin dan Kamis, amal akan disetorkan kepada Allah. Sementara untuk setiap tahunnya, disetorkan pada malam Nisfu Sya’ban." (Al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami ‘Alal Khotib, juz 2, h. 116)

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa hari Senin dan Kamis menjadi waktu yang istimewa dalam proses pencatatan amal, sehingga dianjurkan untuk mengisinya dengan puasa sunnah.

Sebelum menjalankan puasa sunnah, umat Islam dianjurkan membaca niat berikut:

Niat Puasa Hari Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillahi ta'ala

Artinya: Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta'ala.

Niat Puasa Hari Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil khamisi lillahi ta'ala Artinya: Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah ta'ala.

Melaksanakan puasa pada kedua hari ini merupakan bentuk ketaatan sekaligus momentum untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal baik.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .

Antara