Niat Puasa Asyura, Keutamaan, dan Waktu yang Tepat Membacanya

Puasa Asyura yang jatuh pada 10 Muharram, merupakan salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Pada tahun ini, 10 Muharram 1447 H bertepatan dengan hari Minggu, 6 Juli 2025.
Ibadah puasa Asyura memiliki banyak keutamaan, termasuk penghapusan dosa setahun sebelumnya.
Umat Islam dianjurkan untuk menyambut hari tersebut dengan niat yang sungguh-sungguh dan melaksanakannya sesuai dengan tuntunan syariat.
Niat Puasa Asyura
Sebagai ibadah puasa, puasa Asyura harus diawali dengan niat. Waktu niat yang paling utama adalah pada malam hari hingga sebelum fajar (subuh) menjelang hari 10 Muharram.
Berikut bacaan niat puasa Asyura:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَاشُورَاء لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil Âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah Swt.”
Namun, jika seseorang lupa membaca niat pada malam hari atau saat sahur, ulama menjelaskan bahwa niat puasa sunah seperti Asyura boleh dilakukan di siang hari, selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan atau minum, dan sebelum masuk waktu zawal (matahari tergelincir ke barat).
Waktu yang Tepat Membaca Niat
Waktu utama: Sejak setelah maghrib hingga sebelum fajar (subuh) tanggal 10 Muharram.
Jika lupa: Boleh membaca niat di pagi hari sebelum zawal (sekitar sebelum waktu Zuhur), asalkan belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Cukup dalam hati: Niat tidak harus diucapkan secara lisan dalam bahasa Arab. Cukup dalam hati dengan menyebutkan bahwa kita ingin berpuasa Asyura karena Allah SWT.
Keutamaan Puasa Asyura
Puasa Asyura memiliki berbagai keutamaan yang dijelaskan dalam hadis-hadis sahih, di antaranya:
- Menghapus dosa setahun yang lalu
Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.”
(HR Muslim)
- Puasa yang paling utama setelah Ramadhan
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa di bulan) Muharram, dan shalat paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
(HR Muslim)
- Puasa yang diutamakan Rasulullah
Ibnu Abbas RA berkata:
“Saya tidak pernah melihat Nabi SAW lebih mengutamakan puasa pada suatu hari selain hari Asyura dan bulan Ramadhan.”
(HR Bukhari)
Dianjurkan Puasa Bersama Tasua
Untuk membedakan dari kebiasaan puasa kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram, Rasulullah SAW menganjurkan agar umat Islam menambah puasa pada tanggal 9 (Tasua) atau 11 Muharram.
Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya juga menyarankan agar umat Islam tidak hanya puasa Asyura, tapi juga menyertakan puasa sehari sebelumnya.
“Puasa orang Yahudi cuma tanggal 10 saja. Maka supaya kita beda, puasa 9, 10, 11. Kalau tak sanggup, pilih dua hari saja: 9 dan 10,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Bolehkah Puasa Asyura Saja Tanpa Puasa Tasua? Berikut Penjelasan Hukumnya