Bolehkan Puasa Asyura Tapi Tidak Puasa Tasua?

Menjelang pelaksanaan puasa sunnah bulan Muharram 1447 H, banyak umat Islam bertanya-tanya: bolehkah puasa Asyura saja tanpa puasa Tasua?
Untuk menjawab pertanyaan ini, berikut penjelasan dari sejumlah ulama terkait hukum mengerjakan Puasa Asyura tanpa lebih dulu menjalani Puasa Tasua di bulan Muharram.
Sebagai informasi, puasa Tasua dilaksanakan pada 9 Muharram 1447 H, bertepatan dengan Sabtu, 5 Juli 2025.
Sementara puasa Asyura dilaksanakan pada 10 Muharram 1447 H, bertepatan dengan Minggu, 6 Juli 2025.
Keduanya adalah puasa sunnah yang sangat dianjurkan (muakkad) oleh Nabi Muhammad SAW.
Penjelasan Sayyid Muhammad Syatha
Dilansir dari laman BAZNAS Kabupaten Tulungagung, salam kitabdalam kitab Ianah-nya menjelaskan bahwa disunnahkan menggabungkan puasa Tasua (9 Muharram) dengan Asyura (10 Muharram) karena tiga alasan utama:
Pertama, untuk berhati-hati terhadap kemungkinan salah dalam penetapan awal bulan Muharram.
Kedua, agar tidak menyamai dengan orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari ‘Asyura saja.
Ketiga, agar tidak hanya berpuasa satu hari, sebagaimana larangan puasa hanya pada hari Jumat tanpa disertai hari sebelumnya atau sesudahnya.
Oleh karena itu, jika seseorang hanya sempat berpuasa pada 10 Muharram, disunnahkan menambahkan puasa pada tanggal 11 Muharram.
Penjelasan Buya Yahya
Dilansir dari Tribun-Medan.com, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menjawab secara langsung pertanyaan ini dalam video YouTube bertajuk "Hanya Puasa di hari Asyuro dan Tidak puasa di hari Tasu’a? – Buya Yahya Menjawab".
Dalam video tersebut, Buya Yahya menyampaikan bahwa puasa yang paling utama di bulan Muharram adalah puasa Asyura.
“Dikatakan Rasulullah SAW bahwa ketika mengerjakan puasa Asyura tanpa melaksanakan puasa Tasua ini hukumnya sunnah,” ujar Buya Yahya.
Ia menegaskan, tidak ada larangan bagi umat Islam untuk hanya melaksanakan puasa pada 10 Muharram saja.
Sehingga ketika mengerjakan puasa Asyura saja tidak akan dianggap makruh, karena tidak ada larangan.
Namun demikian, puasa Tasua tetap sangat dianjurkan karena mengandung keutamaan meneladani Rasulullah SAW dan menyelisihi kebiasaan puasa orang Yahudi.
Puasa Tasua ini dikerjakan hanya untuk menegaskan bahwa umat muslim berbeda dengan umat Yahudi,” tutur Buya Yahya.
Namun, jika terlanjur tidak puasa di tanggal 9 Muharram maka dianjurkan untuk tetap lakukan puasa 10 Muharram dan berpuasalah setelah itu tanggal 11 Muharram .
Pendapat Ustadz Abdul Somad
Dilansir dari Surya.co.id, dalam kesempatan lain, Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan bahwa puasa Asyura sebaiknya tidak dikerjakan hanya satu hari.
“Jangan sama puasanya dengan puasa Bani Israil, ‘bedakan puasamu dengan puasa orang Yahudi’. Orang Yahudi itu puasanya cuma tanggal 10 saja. Maka supaya kita beda dengan Yahudi, puasa 9, 10, 11. Kalau tak sanggup, pilih dua hari saja 9–10,” ujar UAS dalam tayangan YouTube Taman Surga.Net.
Ia juga menambahkan bahwa bagi yang tidak mampu menjalankan tiga hari berturut-turut, cukup dengan dua hari, yakni Tasua dan Asyura.