Amalan yang Bisa Dilakukan Wanita Sedang Haid Selain Puasa Tasua dan Asyura

haid, Haid, puasa Asyura, 10 muharam, puasa asyura, puasa tasua, Amalan yang Bisa Dilakukan Wanita Sedang Haid Selain Puasa Tasua dan Asyura

Tanggal 9 dan 10 Muharram atau Hari Tasua dan Asyura merupakan salah satu hari yang memiliki keutamaan besar dalam Islam.

Pada hari tersebut, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah sebagai bentuk ibadah yang dicintai Allah SWT.

Namun, bagaimana jika seorang wanita sedang dalam keadaan haid dan tidak bisa melaksanakan puasa?

Apakah tetap ada amalan yang bisa dilakukan untuk meraih pahala di hari mulia ini?

Tidak Bisa Puasa Saat Haid

Wanita yang sedang haid memang dilarang untuk melaksanakan puasa, baik yang bersifat wajib maupun sunah, termasuk puasa Asyura. Meski begitu, bukan berarti tidak bisa meraih pahala di hari tersebut.

Penceramah Buya Yahya menjelaskan bahwa wanita yang benar-benar berniat untuk berpuasa, namun terhalang oleh kondisi haid, tetap bisa mendapatkan pahala dari Allah karena niatnya yang tulus.

"Kalau Anda memang sudah bercita-cita dari jauh-jauh hari, berniat sungguh-sungguh ingin puasa 10 Muharram dan Allah Maha Mengetahui, biarpun Anda dalam keadaan uzur, Anda sudah mendapatkan pahala," ujar Buya Yahya, dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah.

Amalan Pengganti Puasa

Selama tidak bisa berpuasa, ada berbagai amalan lain yang dapat dilakukan oleh wanita haid pada hari Asyura. Di antaranya:

  • Memperbanyak dzikir, seperti tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.
  • Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk kecintaan dan penghormatan.
  • Berdoa dan bermunajat kepada Allah, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun umat.
  • Mendengarkan kajian dan membaca kisah para nabi, khususnya peristiwa besar yang terjadi di hari Asyura.
  • Bersedekah dan berbuat baik kepada sesama, termasuk berbagi makanan atau bantuan kepada yang membutuhkan.

Buya Yahya menyebutkan bahwa meskipun tidak ada amalan lain yang sebanding dengan puasa Asyura, Allah tetap memberikan pahala kepada hamba-Nya yang berhalangan namun memiliki niat yang kuat.

"Tidak ada amalan pengganti setara puasa Asyura. Namun Allah Maha Kasih tetap memberikan pahala kepada muslimah yang menyesal tak dapat berpuasa," kata Buya Yahya.

Niat Tak Harus Dalam Bahasa Arab

Buya Yahya juga menegaskan bahwa niat tidak harus diucapkan dalam bahasa Arab atau dilafalkan dengan teks tertentu. Yang terpenting adalah niat yang terbersit dalam hati.

"Gara-gara diajari niat Bahasa Arab lalu tidak hafal kemudian tidak puasa, nanti jadi masalah. Yang penting sebut nama puasanya, misalnya: Ya Allah, hamba ingin puasa Asyura tanggal 10 Muharram nanti, Allah sudah paham," jelasnya.

Waktu berniat puasa biasanya dilakukan setelah maghrib di malam sebelumnya. Namun, bagi yang berhalangan seperti haid, cukup dengan menyampaikan niat dan keinginan dalam hati, karena Allah Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya.

Artikel ini telah tayang di Banjarmasinpost.co.id dengan judul Bolehkah Menggabung Niat Qadha Ramadhan dan Puasa Asyura 2025? Buya Yahya Paparkan Hukumnya