Bolehkah Gabungkan Niat Puasa Tasua dan Asyura dengan Qadha Ramadan?

Bulan Muharam, bulan Muharam, puasa Tasua, puasa asyura, puasa tasua, qadha Ramadhan, Jadwal Puasa Tasua dan Asyura, Bolehkah Gabungkan Niat Puasa Tasua dan Asyura dengan Qadha Ramadan?, Qadha Ramadan dan Dalilnya, Pendapat Ulama soal Penggabungan Niat, Penjelasan Buya Yahya, Bagaimana Bila Sedang Uzur?, Tentang Niat Puasa, Bacaan Niat Puasa, Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 2025

Bulan Muharam dikenal sebagai salah satu waktu yang dianjurkan untuk berpuasa.

Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa puasa terbaik setelah bulan Ramadan adalah puasa di bulan Muharam.

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharam, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”

(HR Muslim dari Abu Hurairah RA)

Di antara hari-hari utama di bulan Muharam, dua di antaranya yang dianjurkan untuk berpuasa adalah tanggal 9 (Tasua) dan 10 (Asyura) Muharam.

Namun, muncul pertanyaan di kalangan umat Islam: Bolehkah puasa Tasua dan Asyura digabungkan dengan qadha puasa Ramadan yang tertinggal?

Qadha Ramadan dan Dalilnya

Qadha Ramadan adalah kewajiban bagi umat Islam yang meninggalkan puasa di bulan Ramadan karena alasan yang dibenarkan, seperti sakit atau sedang dalam perjalanan. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 184 disebutkan:

"Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain..."

Pendapat Ulama soal Penggabungan Niat

Ustadz Muhamad Hanif Rahman, pengurus LBM NU Purworejo, menjelaskan bahwa dalam mazhab Syafi’i terdapat dua pandangan terkait penggabungan niat puasa qadha dan puasa sunah seperti Tasua dan Asyura.

Pendapat pertama menyatakan bahwa penggabungan niat tersebut sah, dan kedua jenis puasa (qadha dan sunah) tetap mendapat pahala. Pandangan ini dipegang oleh ulama seperti al-Baziri, Syihabuddin ar-Ramli, Syamsuddin ar-Ramli, dan Ibnu Hajar.

Namun, pendapat kedua yang mengacu pada Imam Abu Makhramah dan Imam as-Samhudi justru menyebutkan bahwa menggabungkan niat puasa wajib dan sunah membuat puasa tidak sah. Analogi yang digunakan adalah seperti seseorang yang niat shalat Zuhur sekaligus dengan sunah ba’diyahnya dalam satu salat — yang tidak dibolehkan.

Lebih lanjut, Imam Ibnu Hajar Al-Haitami menyatakan bahwa qadha Ramadan seharusnya diprioritaskan. Bahkan, beliau menilai makruh jika seseorang mendahulukan puasa sunah sebelum melunasi utang puasa Ramadan.

Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya turut memberikan penjelasan terkait hal ini. Ia menegaskan bahwa niat puasa wajib, seperti qadha Ramadan, tidak dapat digabung dengan puasa sunah, termasuk Tasua dan Asyura.

"Sunnah yang dikumpulkan dalam puasa boleh digabung, kalau sholat tidak. Namun apabila puasa sunnah digabung dengan puasa fardhu dilarang dalam syariat," jelas Buya Yahya melalui kanal YouTube Al-Bahjah, dikutip dari Banjarmasinpost.co.id.

Namun begitu, bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadan dan ingin berpuasa di hari Tasua atau Asyura, cukup niat qadha saja. Maka ia tetap mendapatkan pahala qadha dan sekaligus pahala dari puasa sunah tersebut — tanpa perlu menggabungkan niat.

"Kalau ada yang ingin qadha puasa Ramadan pada tanggal 10 Muharram, bayar saja utang tanggal itu dengan niat bayar utang Ramadan. Sah," kata Buya Yahya.

Sebaliknya, jika ada yang sengaja menggabungkan niat puasa sunah dan qadha dalam satu hari, maka menurut Buya Yahya, itu tidak sah menurut syariat.

Bagaimana Bila Sedang Uzur?

Untuk perempuan yang sedang haid di tanggal 10 Muharram dan tidak dapat berpuasa, Buya Yahya menyarankan agar tetap memperbanyak dzikir dan shalawat.

"Kalau Anda memang sudah bercita-cita dari jauh-jauh hari, berniat sungguh-sungguh ingin puasa 10 Muharram dan Allah Maha Mengetahui, biarpun Anda dalam keadaan uzur, Anda sudah mendapatkan pahala," ujarnya.

Tentang Niat Puasa

Buya Yahya juga menekankan bahwa niat tidak harus diucapkan dalam bahasa Arab secara lisan. Cukup diniatkan dalam hati dan Allah sudah memahami maksudnya.

"Yang penting sebut nama puasanya misal Ya Allah hamba ingin puasa Asyura tanggal 10 Muharram nanti, Allah sudah paham," kata Buya Yahya.

Waktu niat dimulai sejak maghrib di malam hari sebelum puasa.

Bacaan Niat Puasa

Qadha Ramadan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.

Tasua (9 Muharram)

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ

Artinya: Saya niat puasa Tasua karena Allah ta’ala.

Asyura (10 Muharram)

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ

Artinya: Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’ala.

Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 2025

  • Puasa Tasua: Sabtu, 5 Juli 2025 (9 Muharram 1447 H)
  • Puasa Asyura: Minggu, 6 Juli 2025 (10 Muharram 1447 H)

Artikel ini telah tayang di KompasTV dengan judul Niat Puasa Qada Ramadan dan Puasa Tasua serta Asyura 2024, Bolehkah Digabung?

Sebagian tayang di Banjarmasinpos.co.id dengan judul Bolehkah Menggabung Niat Qadha Ramadhan dan Puasa Asyura 2025? Buya Yahya Paparkan Hukumnya