Bolehkah Puasa Asyura tapi Tidak Puasa Tasua? Ini Penjelasan Ulama

Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT. Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk puasa sunah yang penuh keutamaan.
Di antara puasa sunah yang paling utama di bulan Muharram adalah puasa Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram.
Pada tahun ini, 10 Muharram 1447 H bertepatan dengan Minggu, 6 Juli 2025, sementara 9 Muharram (puasa Tasua) jatuh pada Sabtu, 5 Juli 2025.
Namun, muncul pertanyaan yang cukup umum: bolehkah hanya puasa Asyura tanpa berpuasa Tasua sehari sebelumnya?
Hukum dan Anjuran Ulama
Puasa Asyura tanggal 10 Muharram disebutkan dalam hadis memiliki keutamaan besar, yaitu dapat menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu.
“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (10 Muharam) menghapuskan dosa setahun yang lepas.” (HR Muslim)
Meski demikian, para ulama dan dai mengingatkan agar puasa Asyura tidak dilakukan hanya satu hari. Hal ini bertujuan untuk membedakan amalan umat Islam dengan kebiasaan puasa Bani Israil (Yahudi), yang juga berpuasa pada 10 Muharram.
Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya menjelaskan bahwa sebaiknya umat Islam menyertakan puasa pada tanggal 9 dan/atau 11 Muharram.
“Jangan sama puasanya dengan puasa Bani Israil, 'bedakan puasamu dengan puasa orang Yahudi', orang Yahudi itu puasanya cuma tanggal 10 saja. Maka supaya kita beda dengan Yahudi, puasa 9, 10, 11. Kalau tak sanggup, pilih dua hari saja: 9 dan 10,” jelas Ustadz Abdul Somad dikutip dari YouTube Taman Surga.Net.
Jika Hanya Mampu Puasa Asyura
Meski disarankan untuk menambahkan puasa Tasua (9 Muharram), para ulama tidak melarang jika ada umat Islam yang hanya mampu berpuasa pada 10 Muharram saja. Hukum puasa Asyura tetap sah dan bernilai ibadah.
Namun, tetap lebih utama apabila dikerjakan bersama puasa pada tanggal 9 Muharram (Tasua), atau bahkan dilengkapi dengan puasa 11 Muharram.
Keutamaan Puasa Asyura
Puasa Asyura memiliki tiga keutamaan utama berdasarkan hadis-hadis shahih:
- Puasa paling utama setelah Ramadan
Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa bulan) Muharram, dan shalat paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
(HR Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)
- Puasa yang sangat diutamakan Nabi
Dari Ibnu Abbas RA:
“Saya tidak pernah melihat Nabi memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang lainnya selain hari ini, hari Asyura, dan bulan Ramadhan.”
(HR Bukhari)
- Menghapus dosa setahun yang lalu
Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.”
(HR Muslim)
Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura
Berikut bacaan niat untuk puasa Tasua, Asyura, dan puasa umum di bulan Muharram:
Niat Puasa Tasua (9 Muharram / Sabtu, 5 Juli 2025)
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَاسُوعَاء لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Tasua esok hari karena Allah Swt.”
Niat Puasa Asyura (10 Muharram / Minggu, 6 Juli 2025)
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَاشُورَاء لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil Âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah Swt.”
Niat Puasa Muharram (Umum termasuk 11 Muharram / Senin, 7 Juli 2025)
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.”
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Bolehkah Puasa Asyura Saja Tanpa Puasa Tasua? Berikut Penjelasan Hukumnya