Masitoh, Ibu Lima Anak yang 19 Tahun Lawan Api Karhutla Riau

Manggala Agni, kebakaran hutan dan lahan, karhutla, Karhutla, pemadam karhutla perempuan, srikandi pemadam api, Masitoh, Ibu Lima Anak yang 19 Tahun Lawan Api Karhutla Riau

Di tengah kepulan asap dan lahan gambut yang hangus terbakar di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, terdapat pemandangan yang tak biasa dari barisan tim pemadam kebakaran.

Satu sosok perempuan tampak sigap menggenggam nozel selang pompa air, menyiram titik-titik api yang masih menyala. Seragam yang dikenakannya terlihat penuh arang dan abu.

Ia adalah Masitoh Hasibuan (39), satu-satunya anggota perempuan Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru yang turun langsung memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lokasi tersebut.

Masitoh bukan sekadar pelengkap tim. Langkahnya kokoh melintasi lahan gambut yang basah, meski sesekali kakinya terperosok ke dalam tanah lunak.

Dengan helm merah dan kerudung hitam, ia terus menyemprotkan air ke api yang masih menyala di semak belukar.

Ibu lima anak ini telah 19 tahun mengabdi sebagai petugas pemadam karhutla. Ia bergabung dengan Manggala Agni sejak 2006, setelah melihat ada lowongan dan merasa tertarik.

“Alhamdulillah sekarang sudah jadi P3K,” ujar warga Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, saat berbincang dengan Kompas.com di lokasi pemadaman, Selasa (1/7/2025).

Menurut Masitoh, pilihannya menjadi anggota Manggala Agni bukan tanpa alasan. Sejak kecil, ia terbiasa dengan aktivitas luar ruangan dan semangat kebencanaan karena aktif dalam kegiatan pramuka.

Setelah menamatkan pendidikan menengah atas, ia memutuskan bergabung dengan Manggala Agni sebelum menikah.

“Memang dari awal karena panggilan jiwa. Dulu aktif pramuka. Setelah lulus SMA langsung masuk Manggala Agni. Sekarang anak saya sudah lima,” katanya.

Pilihan jalan hidup ini pun mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga. Masitoh menyebut dukungan mereka menjadi kekuatan tersendiri dalam menjalani pekerjaan yang penuh risiko.

Dalam situasi berbahaya

Selama hampir dua dekade bertugas, Masitoh telah melalui banyak pengalaman suka dan duka.

Salah satu yang paling membekas terjadi saat karhutla besar melanda Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kampar, pada 2014.

Kebakaran waktu itu begitu luas hingga mengakibatkan kabut asap yang pekat di sebagian besar wilayah Riau. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu sempat meninjau langsung lokasi kebakaran.

Masitoh dan timnya sempat berada dalam situasi berbahaya karena perubahan arah angin yang tiba-tiba membawa asap dan bara api ke arah mereka.

“Ketua tim kami bilang, ‘tinggalkan alat-alat, yang penting selamat’. Kami langsung berlari keluar,” kenangnya. Kejadian serupa sempat terjadi dua kali saat itu.

Namun di balik berbagai tantangan, ada kebanggaan yang selalu dirasakan. Bagi Masitoh, terlibat langsung memadamkan karhutla bersama rekan-rekannya adalah bentuk pengabdian.

“Di lapangan itu asyik, kami saling mendukung. Semua rekan laki-laki juga bantu saya. Susah senang tetap bersama,” ujar Masitoh.

Di lokasi kebakaran Desa Karya Indah, Masitoh baru bergabung sehari sebelumnya. Ia dilibatkan karena jumlah personel masih terbatas, sementara kebakaran masih terus meluas.

“Teman-teman sudah empat hari di sini. Saya baru turun hari ini. Api masih sulit dipadamkan karena gambutnya dalam. Insya Allah kami padamkan sampai selesai,” ucapnya.

Karhutla di Desa Karya Indah telah berlangsung selama empat hari dengan luas lahan terbakar mencapai 30 hektar.

Pemadaman melibatkan Manggala Agni Pekanbaru, BPBD Kampar, Polri, dan masyarakat peduli api (MPA), serta didukung satu unit helikopter water bombing. Asap dari lokasi kebakaran mulai terdeteksi di wilayah Kota Pekanbaru yang berdekatan dengan area terdampak.

Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran. Sementara itu, Masitoh terus menjalankan tugasnya bersama tim, menyisir titik-titik api di bawah terik matahari dan di antara kepulan asap.

Pemadaman karhutla di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Masitoh baru sehari turun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "",