Perjuangan Masitoh, Srikandi yang Melawan Karhutla Gambut di Riau

Namanya Masitoh Hasibuan (39), ibu lima anak sekaligus anggota Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru yang diterjunkan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.
Dengan cekatan Masitoh memegang nozel selang air lalu mengarahkannya ke satu titik api ke titik api yang lain.
Dikutip dari , Selasa (1/7/2025), Masitoh yang mengenakan kerudung hitam dan penutup muka serta helm berwarna merah terlihat begitu ahli menjalankan tugasnya.
Meski seragamnya mulai menghitam karena paparan arang dan abu, langkahnya terlihat kokoh menerobos semak belukar dan lahan gambut yang hangus terbakar.
Kadang kaki Masitoh terperosok ke area gambut yang lunak, tapi ia kemudian bangkit lagi melawan panasnya api dan terik matahari sore.
Dalam beberapa hal, seperti menarik selang yang berat, Masitoh bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran yang lain.
Panggilan jiwa Masitoh
Masitoh (39), berada di barisan depan memadamkan api karhutla di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (1/7/2025).
Karhutla di Desa Karya Indah sudah berlangsung selama empat hari terakhir, melanda area seluas kurang lebih 30 hektar.Proses pemadaman dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Manggala Agni Pekanbaru, BPBD Kampar, Polri, dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Pihak kepolisin masih menyelidiki penyebab karhutla yang sudah berdampak ke Kota Pekanbaru karena lokasinya yang dekat itu.
Masintoh dan rekan-rekannya masih harus berjuang agar karhutla tidak merambah daerah-daerah lain.
Masitoh bercerita kepada Kompas.com, ia sudah bekerja di Manggala Agni Pekanbaru sejak 2006 atau 19 tahun yang lalu.
"Waktu itu ada lowongan kerja di Manggala Agni, saya coba masuk dan diterima. Alhamdulillah, kini sudah P3K (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja)," kata Masitoh di lokasi karhutla di Desa Karya Indah, dikutip dari , Selasa (1/7/2025).
Masitoh mengungkapkan, bergabung ke Manggala Agni adalah panggilan jiwa.
Perempuan yang tinggal di Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru itu mengungkapkan, fisiknya memang sudah terlatih karena dari kecil.
"Dari kecil saya sudah ikut pramuka. Setelah tamat SMA, saya gabung Manggala Agni. Belum nikah waktu itu. Kalau sekarang sudah punya anak lima orang," kata Masitoh.
Meski pekerjaannya termasuk tidak biasa untuk seorang perempuan, ditambah risikonnya yang cukup tinggi, Masitoh mendapatkan dukungan dari suami, anak-anak,dan keluarganya.
Ancaman asap hingga ke Pekanbaru
Pemadaman karhutla dar darat dan udara di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (1/7/2025).
Sementara itu, Kepala Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru, Chaerul Ginting, mengatakan, area yang terdampak karhutla di Desa Karya Indah memang sempat diguyur hujan, namun api tak kunjung padam dan asap semakin tebal.Menurut Chaerul asap tersebut dipicu oleh bara api yang ada di dalam lahan gambut, bukan api yang ada di permukaan.
"Karena kebakaran dan asap masih besar, jadi dibantu heli water bombing," kata Chaerul melalui pesan WhatsApp, Minggu (29/6/2025), dikutip .
Berdasarkan pantauan Kompas.com, karhutla di area yang sama terjadi hampir setiap tahun.
Titip api kebakaran gambut berada di perbatasan Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru, dengan jarak hanya sekitar 6 kilometer saja.
Dengan demikian, jika tidak segera ditangani, warga ibukota Provinsi Riau bisa terancam kabut asap.