BPBD: Tak Ada Korban Jiwa dalam Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki 

Gunung Lewotobi, BPBD, Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Tinggi, Nusa Tenggara Timur, gunung lewotobi laki-laki berstatus awas, erupsi Gunung Lewotobi, BPBD: Tak Ada Korban Jiwa dalam Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki 

Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami dua kali erupsi dahsyat pada Senin (7/7/2025), namun tidak menimbulkan korban jiwa.

Gunung setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini meletus pada pukul 11.05 WITA dan 19.32 WITA, disertai gemuruh kuat dan lontaran material vulkanik berupa abu, pasir, kerikil, serta batu.

“Sampai pagi ini belum ada laporan adanya korban jiwa akibat erupsi,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Manggota Hallan, Selasa (8/7/2025), dikutip Kompas.com (08/07/2025). 

Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Tinggi

Avelina menyatakan bahwa aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada di level IV atau “Awas”, sehingga potensi erupsi lanjutan masih cukup besar. Petugas gabungan juga terus memantau lokasi dan mengimbau warga di kawasan rawan bencana (KRB) untuk segera mengungsi.

“Untuk perkembangan lanjutan akan kami sampaikan,” ucapnya.

Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki mencatat aktivitas vulkanik signifikan pada Selasa dini hari (8/7).

Dalam periode pukul 00.00–06.00 WITA, terekam dua kali gempa letusan dengan amplitudo 7,4–14,8 mm dan durasi 63–191 detik.

“Teramati dua kali letusan dengan tinggi 4.000 meter dan warna asap kelabu,” kata petugas PGA, Emanuel Rofinus Bere.

Secara visual, area puncak gunung terlihat jelas hingga kabut tipis. Asap kawah terpantau bertekanan lemah dengan warna putih hingga kelabu, intensitas sedang hingga tebal, dan ketinggian mencapai 800–1.000 meter di atas puncak.

Selain itu, dalam periode yang sama juga tercatat dua kali gempa guguran, satu kali embusan, satu kali gempa low frekuensi, tiga kali gempa vulkanik dalam, serta dua kali gempa tektonik jauh.

BNPB: Situasi Kondusif, Masyarakat Sudah Pahami Risiko

Dilansir Antaranews, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa situasi pasca-erupsi masih kondusif.

Saat erupsi terjadi, warga telah mematuhi larangan beraktivitas dalam radius enam kilometer dari kawah serta tujuh kilometer di sektor barat daya hingga timur laut.

BNPB menyebutkan bahwa erupsi berdampak langsung pada sejumlah desa di Kecamatan Wulanggitang, antara lain Desa Nawakote, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Pululera.

Langkah penanganan darurat dilakukan melalui penyisiran lokasi oleh BPBD dan satgas gabungan, pembagian masker kepada warga terdampak abu, serta pengawasan ketat di area Pasar Boru.

“Masyarakat sudah mulai mengikuti rekomendasi dan langkah mitigasi dari pemerintah,” tambah Abdul.

Dua Bandara Ditutup, Masyarakat Diimbau Waspada Lahar

Dampak dari sebaran abu menyebabkan penutupan sementara dua bandara, yakni Bandara Larantuka dan Bandara Maumere.

Namun, jalur darat di wilayah terdampak masih dalam kondisi aman dan lancar.

BNPB mengimbau masyarakat serta wisatawan untuk menjauhi area dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi, serta 7 kilometer di sektor barat daya–timur laut.

Warga yang tinggal di dekat aliran sungai seperti Sungai Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, dan Nurabelen juga diminta waspada terhadap potensi banjir lahar saat hujan turun.

“BNPB juga menekankan pentingnya bagi masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan resmi dari pemerintah daerah, serta tidak menyebarkan atau mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya,” tutup Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .