Jateng Catatkan Nilai Investasi Rp 21,85 Triliun, Mayoritas PMA

DINAS Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat realisasi investasi hingga triwulan I 2025 mencapai Rp 21,85 triliun di Jateng. Jumlah itu mencapai 27,89 persen dari target investasi tahun ini yang mencapai Rp 78,33 triliun. Kepala DPMPTSP Jawa Tengah Sakina Rosellasari mengatakan Provinsi Jawa Tengah sangat terbuka dan pro terhadap investasi. Hal itu diperkuat dengan tujuh peraturan melalui Pergub 36/2023 terkait dengan insentif dan memastikan kemudahan penanaman modal. Aturan tersebut meregulasi terkait dengan keringanan atau pembebasan pajak daerah. Selain itu, juga disebutkan mengenai bantuan modal kepada UMKM, bantuan riset kepada UMKM, pelatihan vokasi, dan bunga pinjaman rendah. Di samping itu, kata dia, Jawa Tengah juga memiliki tujuh kawasan industri besar, seperti Kendal Industrial Park (KEK Kendal), Wijayakusuma Industrial Park, Jatengland Industrial Park, Bukit Semarang Baru, Grand KEK Industri Polis Batang, Batang Industrial Park, dan Kawasan Industri Candi. “Ada tujuh kawasan industri besar KEK Kendal bisa dimanfaatkan investor untuk menanamkan modal di Jateng,” ujar Sakina, Selasa (28/7).
Mengenai akses transportasi, Jateng diperkuat dengan jalur Tol Trans Jawa, enam bandar udara, 11 pelabuhan, dan 10 stasiun besar. Di sisi penyediaan SDM, terdapat 1.557 sekolah menengah kejuruan, yang menghasilkan lulusan siap kerja. Juga ada 2.002 lembaga pelatihan kerja.
“Data investasi hingga triwulan I 2025 mencapai Rp 21,85 triliun telah ditanamkan di Jateng. Angka mencapai 27,89 persen dari target investasi tahun ini yang mencapai Rp 78,33 triliun,” kata dia.
Ia mengatakan Investor asal luar negeri (PMA) mencatatkan realisasi investasi Rp 14,08 triliun, dengan lima negara teratas meliputi Tiongkok, Korea Selatan, Hong Kong (China), Singapura, dan Belanda. Sementara itu, investor dalam negeri (PMDN) menanamkan modal sebanyak Rp 7,77 triliun, pada kurun tersebut.
Sektor industri tekstil tercatat merajai sektor investasi di Jateng, disusul barang dari kulit, alas kaki, industri karet dan plastik, industri makanan dan perumahan, kawasan industri serta perkantoran. “Dari investasi pada kurun tersebut, tercatat 97.550 pekerja terserap dengan penambahan jumlah proyek sebanyak 20.431 unit,” pungkasnya.
Ia menambahkan, untuk meningkatkan investasi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar Central Java Investment Business Forum (CJIBF), Selasa (29/7).
Forum investasi ini menawarkan 15 investment project ready to offer (IPRO). Adapun 15 proyek yang siap ditawarkan kepada calon investor antara lain pembangunan PLTM Banjaran dan Logawa (Kab. Banyumas), pengembangan PLTP Candi Umbul Telomoyo – Geo Dipa Energy, Proyek Geothermal dan Pengambilan Mineral – Geo Dipa Energy, Proyek Geothermal lainnya – Geo Dipa Energy, Pengolahan Sampah menjadi RDF (Kabupaten Grobogan), Kawasan Khusus Perikanan Terpadu (Kabupaten Cilacap – Blue Economy), Industri Udang Vaname Terpadu (Kabupaten Cilacap).
Adapula Industri Perikanan Terpadu (Kabupaten Pati), Pengolahan Garam Industri (Kabupaten Jepara), Industri Mokaf (Kabupaten Banjarnegara), Industri Kelapa Terpadu (Kabupaten Cilacap), Pusat Regional Komoditas Pertanian (PRKP) dan Sub Terminal Agribisnis (Kabupaten Grobogan), Transformasi TKL Ecopark (Kota Magelang), Pengembangan Wisata Pulau Panjang (Kabupaten Jepara) dan Rumah Sakit Berbasis Green Hospital (Kabupaten Semarang). (Ismail/Jawa Tengah)