Kisah Andhara Early, Tabungan Ludes untuk KPR, Jadi Sopir Antar Jemput demi Menyambung Hidup

cicilan KPR, andhara early, andhara early lunasi cicilan KPR, andhara early jadi sopir, Kisah Andhara Early, Tabungan Ludes untuk KPR, Jadi Sopir Antar Jemput demi Menyambung Hidup

Aktris Andhara Early mengungkap perjalanan hidupnya yang penuh tantangan setelah memutuskan resign dari pekerjaannya.

Keputusan itu diambil bersamaan dengan suaminya yang juga berhenti bekerja, sehingga sumber penghasilan keluarga terputus di tengah pandemi Covid-19.

“Begitu aku mau resign, eh suami di kantor ternyata juga punya masalah, malah dia duluan resign dibanding aku. Akhirnya ya sudah deh kita dua-duanya resign, sedangkan kebutuhan kan terus berjalan ya,” tutur Andhara Early dalam program Hati ke Hati di YouTube DAAI TV.

Situasi semakin sulit karena pandemi membuat banyak perusahaan tutup dan kesempatan kerja semakin sempit.

Dengan dua anak yang harus dinafkahi dan cicilan rumah yang terus berjalan, Early mulai memikirkan langkah besar untuk mengamankan masa depan keluarganya.

Keputusan Melunasi KPR demi Mempertahankan Rumah Impian

Early menuturkan bahwa prioritas terbesarnya adalah cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang masih tersisa 12 tahun dari total tenor 20 tahun.

Meski awalnya berencana meminta keringanan cicilan, ia batal melakukannya karena perpanjangan masa kredit justru membuat total pembayaran semakin besar.

“Tadinya kita berpikir untuk menurunkan premi gitu kan, suku bunga yang harus kita bayar tiap bulannya, tapi itu ngefeknya jadi masa kreditnya tambah panjang lagi. Waduh ini namanya gali lubang tutup lubang,” ucapnya.

Setelah mengecek sisa utang ke pihak bank, Early terkejut karena jumlahnya hampir sama dengan pinjaman awal meskipun sudah delapan tahun membayar.

“Waktu itu aku ambil kreditnya 20 tahun, sudah dicicil 8 tahun, masih sisa 12 tahun. Terus akhirnya dihitunglah, keluar jumlahnya. Loh kok jumlahnya masih sama dengan kredit yang saya ambil. Jadi delapan tahun tuh sia-sia dong dalam hati saya,” ujarnya.

Bagi Early, rumah tersebut memiliki makna emosional mendalam karena merupakan simbol pencapaian setelah tumbuh dalam keluarga yang serba kekurangan.

“Aku butuh rumah di mana aku bisa menyatakan bahwa ini rumahku. Aku gak mungkin nglepasinnya biarpun cuma rumah kecil atau apa, ini kebanggaan buat aku sendiri,” tegasnya.

Akhirnya, ia menguras seluruh tabungan yang seharusnya menjadi dana masa depan untuk melunasi KPR.

“Tabungan yang aku punya aku habiskan, aku lunasin dulu rumah, biarpun pulang dari situ aku lihat rekening yang tadinya masih ada nol nol nol tiba-tiba udah....(menangis). Tapi ya udah yang penting rumah lunas,” kata Early.

cicilan KPR, andhara early, andhara early lunasi cicilan KPR, andhara early jadi sopir, Kisah Andhara Early, Tabungan Ludes untuk KPR, Jadi Sopir Antar Jemput demi Menyambung Hidup

Andhara Early

Bertahan Hidup Tanpa Tabungan dan Pekerjaan Tetap

Setelah tabungan habis, Andhara Early dan keluarganya harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Suaminya belum bekerja, sementara biaya hidup terus berjalan.

Ia berusaha menghemat pengeluaran, bahkan meminta anak sulungnya yang tinggal di asrama untuk mengatur uang saku secara ketat.

Bantuan dari mertua dalam bentuk sembako juga membantu meringankan beban keluarga.

Namun, kebutuhan anak bungsunya yang masih kecil membuat Early merasa harus mencari tambahan penghasilan.

"Aku kan punya anak kecil lagi ya yang suka jajan, pulang sekolah suka jajan, aku kadang-kadang suka gak tega bilang ke anak 'jangan jajan dulu ya sayang, bubu lagi ga ada uang', duh itu kayaknya sedih bilang gitu," kata Andhara Early.

Jadi Sopir Antar Jemput dan Jualan di Kantin Sekolah

Kesempatan datang ketika Early melihat kursi kosong di mobilnya saat mengantar anak sekolah.

Ia menawarkan jasa antar jemput kepada orang tua teman anaknya, dimulai dari satu anak hingga berkembang menjadi 8–11 anak setiap hari.

"Aku lihat mobil untuk antar anak sekolah space-nya masih kosong. Aku lihat temen anak kok diantar ojek online, terus aku telepon orangtuanya," kata dia.

"Akhirnya aku nawarin mau aku ajak, aku anterin, aku masih ada space, aku jadi antar jemput gak apa apa," imbuhnya.

"Eh ternyata dari satu anak, ternyata berkembang ada orangtua lain yang mau juga, satu anak dua anak, tiba-tiba full jadi delapan sampai 11 anak," tutur Andhara Early lagi.

Selain itu, Early juga menitipkan makanan di kantin sekolah putrinya setelah mendapat saran dari orang tua murid lain.

Uang hasil antar jemput digunakan untuk menutup biaya operasional seperti bensin dan e-money, sedangkan keuntungan dari berjualan membantu memenuhi kebutuhan anak.

“Alhamdulillah kalau kita masih mau, masih niat gitu, ada aja kerjaan,” tutur dia.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!