Sejarah 136 Tahun Jalur Kereta Cicalengka–Garut: Dari “Ilusi” hingga Hidup Kembali

jawa barat, jalur kereta api, stasiun garut, Stasiun Cicalengka, jalur kereta api cicalengka-garut, sejarah jalur kereta api cicalengka-garut, Sejarah 136 Tahun Jalur Kereta Cicalengka–Garut: Dari “Ilusi” hingga Hidup Kembali, Tantangan di Bawah Langit Nagreg, Jembatan Citiis, Ikon di Jalur Pertama, Peresmian yang Mengubah Wilayah, Cicalengka–Garut Hari Ini, Jadwal Kereta Api yang Melintasi Jalur Cicalengka–Garut

Di tengah bentang pegunungan Parahyangan, 136 tahun lalu, sebuah proyek transportasi lahir dari keraguan.

Jalur kereta api Cicalengka–Garut, yang kini menjadi penghubung penting bagi ribuan penumpang setiap hari, dulunya dianggap mustahil terwujud.

Keraguan itu datang dari T.J. Stieltjes, insinyur berpengalaman asal Belanda. Saat mendengar rencana membangun jalur dari Cicalengka ke arah timur, ia berujar, “Membangun jalur kereta api ke arah timur Cicalengka adalah sebuah ilusi.”

Bukan tanpa alasan: Cicalengka berada di tepian Cekungan Bandung, diapit dataran tinggi dan batuan keras sisa letusan gunung api purba di Nagreg.

Tantangan di Bawah Langit Nagreg

Pada 1887, Staatsspoorwegen (SS) memulai proyek ini di bawah pimpinan insinyur R.H.J. Spanjaard. Bagi Spanjaard, yang sudah berpengalaman mengerjakan jalur di berbagai daerah Jawa, lintas Cicalengka–Garut adalah tantangan terbesar.

Ruas Cicalengka–Leles, khususnya di Nagreg, menjadi ujian utama. Untuk menembus batuan padat bekas kaldera gunung api purba, para pekerja harus menggunakan 20.000 kilogram dinamit. Ledakan demi ledakan membuka jalan bagi rel baja.

Jembatan Citiis, Ikon di Jalur Pertama

Selain menembus batu, pekerja juga membangun Jembatan Citiis di seksi pertama jalur. Dengan panjang 173 meter dan besi impor dari Eropa, jembatan ini selesai pada 10 Januari 1889. Hingga kini, strukturnya masih berdiri megah di atas Jalan Lingkar Nagreg, menjadi saksi bisu perjalanan lebih dari satu abad.

Peresmian yang Mengubah Wilayah

Pada 14 Agustus 1889, Gubernur Jenderal Pijnacker Hordijk meresmikan jalur sepanjang 51 kilometer yang menghubungkan Stasiun Cicalengka dengan Garut. Ia menyebut jalur ini sebagai sumber kehidupan dan kemajuan wilayah, terutama setelah terhubung dengan Jawa Tengah.

Keberhasilan proyek ini membuat Spanjaard mendapat penghargaan Ridder van den Nederlandschen Leeuw dari Kerajaan Belanda—sebuah pengakuan atas kerja keras yang mengubah “ilusi” menjadi kenyataan.

Kisah jalur ini sempat terhenti pada 1980-an ketika segmen Cibatu–Garut sepanjang 19 kilometer dinonaktifkan. Setelah lebih dari 40 tahun, jalur itu dihidupkan kembali melalui program reaktivasi.

Cicalengka–Garut Hari Ini

Kini, jalur Cicalengka–Garut kembali menjadi nadi transportasi di wilayah Priangan Timur. Rel ini melayani kereta lokal dan antarkota, menghubungkan Garut dengan pusat-pusat ekonomi di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Keberadaannya tak hanya mempermudah mobilitas warga, tetapi juga menggerakkan perdagangan, pariwisata, dan distribusi barang.

Jadwal Kereta Api yang Melintasi Jalur Cicalengka–Garut

(Per 14 Agustus 2025)

Kereta Antarkota:

KA 129 Papandayan — Garut–Gambir

KA 130 Papandayan — Gambir–Garut

KA 299 Cikuray — Garut–Pasarsenen

KA 300 Cikuray — Pasarsenen–Garut

Kereta Lokal / Commuter Line Garut:

KA 348 — Garut–Purwakarta

KA 349 — Garut–Purwakarta

KA 350 — Purwakarta–Garut

KA 351 — Garut–Padalarang

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!