Reaktivasi Jalur Kereta Api di Jawa Barat Diproyeksikan Butuh Dana Rp 15 Triliun

– Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah memproyeksikan kebutuhan anggaran sebesar Rp15 triliun untuk mereaktivasi sejumlah jalur kereta api yang tersebar di wilayah tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, dalam keterangan persnya pada Selasa (16/4/2025) di Bandung.
Menurut Herman, angka tersebut muncul dalam pembahasan antara Pemprov Jabar, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Dirjen KA) Kementerian Perhubungan.
Ia menekankan bahwa nilai tersebut masih bersifat proyeksi dan akan dipastikan melalui Detail Engineering Design (DED).
“Untuk reaktivasi jalur di Jawa Barat kebutuhan umumnya adalah kurang lebih Rp15 triliun, ini kan baru proyeksi. Tentu harus ada DED,” kata Herman.
Reaktivasi ini dinilai penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, meski Herman mengakui bahwa banyak jalur rel lama kini tertutup oleh bangunan atau pemukiman warga.
Oleh karena itu, pendekatan di lapangan akan dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek teknis dan sosial.
"Tujuannya untuk meningkatkan perekonomian. Kita akan mapping (memetakan) bersama Kemenhub dan PT KAI, dan mencarikan solusi terbaik. Pembangunan ini untuk kepentingan masyarakat, dan akan memperhatikan lingkungan sekitar," jelasnya.
Prioritas jalur KA reaktivasi di Jawa Barat
Terkait jalur yang akan diprioritaskan, Herman menyebutkan beberapa rute yang menjadi perhatian, antara lain:
- Cipatat – Padalarang
- Banjar – Pangandaran
- Bandung – Ciwidey
- Garut – Cikajang
Namun, keputusan akhir masih dalam tahap pendalaman dan akan mempertimbangkan dukungan terhadap proyek strategis nasional serta aspek sosial budaya, kependudukan, dan lingkungan.
“Semua aspek akan dipertimbangkan, tapi tetap dikaji dalam DED-nya,” tambah Herman.
Pengkajian DED ini juga akan mencakup studi pendanaan, termasuk identifikasi sumber anggaran.
Pemprov Jabar mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) serta skema transfer lainnya. Selain itu, kapasitas fiskal daerah juga akan menjadi bagian dari pertimbangan.
Fokus awal: Jalur Bandung – Pangandaran
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa reaktivasi jalur kereta Bandung – Pangandaran menjadi prioritas utama.
Menurutnya, jalur tersebut memiliki potensi besar dalam mendukung sektor pariwisata Jawa Barat.
“Reaktivasi yang paling dekat adalah jalur kereta dari Bandung sampai Pangandaran. Itu yang menjadi prioritas pertama kita,” ujar Dedi.
Ia menilai kereta api merupakan moda transportasi paling murah dan efisien karena mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar sekaligus mengurangi kemacetan.
“Ini transportasi massal, mudah untuk memobilisasi orang, dan sangat cocok mendukung pariwisata,” pungkasnya.