Konsumen Masih Bingung Pilih Suplemen Kesehatan yang Tepat

suplemen kesehatan, memilih suplemen, memilih suplemen yang tepat, Konsumen Masih Bingung Pilih Suplemen Kesehatan yang Tepat

Konsumsi suplemen sudah menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat modern. Kendati demikian, minat yang tinggi pada suplemen belum diimbangi dengan pengetahuan yang cukup.

Hasil Survei Asia Pacific Responsible Supplementation 2025 yang dirilis Herbalife mengungkapkan, masih terdapat kurangnya keyakinan dalam membuat keputusan suplemen yang tepat. 

Sebanyak 88 persen konsumen di Indonesia mengonsumsi suplemen kesehatan secara rutin, namun hanya 69 persen yang menyatakan percaya diri dalam kemampuan mereka membuat pilihan yang benar-benar bertanggung jawab.

Dalam survei ini, membuat pilihan suplemen yang bertanggung jawab berarti memahami secara menyeluruh komposisi bahan, dosis yang dianjurkan, batas konsumsi, serta kemungkinan interaksi dengan suplemen atau obat lain sebelum mengonsumsinya. 

“Seiring meningkatnya kesadaran konsumen di Indonesia akan pentingnya kesehatan dan kebugaran, memilih suplemen yang telah diuji secara menyeluruh dan diproduksi dengan transparansi penuh merupakan langkah krusial," kata Director & General Manager Herbalife Indonesia, Oktrianto Wahyu Jatmiko, dalam siaran pers.

Survei yang dilakukan pada Mei 2025 ini melibatkan 9.000 responden dari 11 negara di Asia Pasifik, termasuk Australia, Jepang, Korea, dan Indonesia. 

Mayoritas responden Indonesia (92 persen) menekankan pentingnya pencegahan penyakit untuk kesejahteraan mereka, dengan banyak yang mengambil langkah nyata menuju gaya hidup lebih sehat. Sekitar 62 persen responden menjawab mengonsumsi suplemen kesehatan menjadi bagian dari gaya hidup sehat.

Fenomena ini sejalan dengan tren global. Menurut data Grand View Research, pasar suplemen kesehatan dunia diperkirakan mencapai lebih dari USD 250 miliar pada tahun 2025, didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat, penuaan populasi, dan maraknya tren self-care. 

Asia Pasifik menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat, berkat tingginya minat konsumen terhadap produk berbasis herbal, vitamin, hingga suplemen untuk imunitas.

Namun, di tengah derasnya pertumbuhan industri, pakar gizi mengingatkan agar konsumen tidak terjebak dalam marketing produk yang berlebihan.

Sumber informasi masyarakat

Masih dari survei Herbalife, di Indonesia, sumber informasi utama yang memengaruhi keputusan untuk mengonsumsi suplemen berasal dari tenaga kesehatan (67 persen), keluarga dan teman (47 persen), serta riset produk secara mandiri (31 persen).

Mayoritas konsumen Indonesia yang kurang percaya diri dalam membuat keputusan suplemen yang bertanggung jawab menganggap konsultasi dengan tenaga kesehatan (dokter atau ahli gizi) sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan, diikuti oleh informasi dari media sosial serta informasi yang tersedia di tempat penjualan suplemen kesehatan.

Survei ini juga menunjukkan adanya kesenjangan pengetahuan mengenai suplemen kesehatan di kalangan konsumen, dengan banyak yang tidak menyadari efek dari konsumsi berlebihan. 

Meski banyak manfaat yang bisa didapatkan dari suplemen, masyarakat tetap harus bijak dalam mengonsumsinya. Pastikan suplemen yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jika ragu, konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli gizi.

Masyarakat harus menyadari bahwa suplemen adalah pelengkap, bukan pengganti gaya hidup sehat.

Alih-alih mengikuti tren atau iklan yang agresif, utamakan pola makan bergizi seimbang, tidur cukup, dan olahraga teratur sebagai fondasi utama kesehatan.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!