Tradisi Bulan Suro dan Makna Jamasan Pusaka...

Bulan Suro, bulan Suro, malam 1 Suro, 1 Muharram, jamasan pusaka, Jamasan pusaka, Keraton Yogyakarta, Malam 1 Suro, bulan suro, 1 muharram, Tradisi Bulan Suro dan Makna Jamasan Pusaka..., Tradisi membersihkan benda-benda pusaka, Tradisi jamasan pusaka di Keraton Yogyakarta, Bagaimana cara memandikan benda pusaka?, Apa makna memandikan benda pusaka?

Bulan Suro adalah bulan pertama dalam sistem penanggalan Jawa dan dianggap sebagai bulan yang sakral, sehingga ada banyak tradisi yang dilaksanakan di sepanjang bulan Suro.

Masyarakat Jawa juga mensakralkan malam 1 Suro yang akan berlangsung pada malam hari ini, Kamis (26/6/2025).

Sementara itu, tanggal 1 Suro yang jatuh pada Jumat (27/6/2025) bertepatan dengan 1 Muharram 1447 atau yang dikenal sebagai tahun baru Islam.

Ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa pada malam 1 Suro dan di sepanjang bulan Suro.

Di Madiun dan wilayah Mataraman Timur, masyarakat melakukan ritual tolak bala dengan menyantap bubur tawar dan ikan lele yang digoreng dalam keadaaan masih hidup.

Di tempat lain masyarakat berjaga sepanjang malam atau diistilahkan dengan lek-lekan sambil berzikir atau menggelar istigasah.

Ada juga yang memilih melaksanakan tirakat, puasa, atau tidak mengonsumsi daging selama bulan Suro sebagai bentuk laku spiritual.

Tradisi membersihkan benda-benda pusaka

Bulan Suro, bulan Suro, malam 1 Suro, 1 Muharram, jamasan pusaka, Jamasan pusaka, Keraton Yogyakarta, Malam 1 Suro, bulan suro, 1 muharram, Tradisi Bulan Suro dan Makna Jamasan Pusaka..., Tradisi membersihkan benda-benda pusaka, Tradisi jamasan pusaka di Keraton Yogyakarta, Bagaimana cara memandikan benda pusaka?, Apa makna memandikan benda pusaka?

Barang-barang yang diperlukan untuk proses jamasan, ada air kelapa muda jeruk nipis, sabun, bunga, minyak pusaka, dan air sarangan, di Museum Pusaka Taman Mini Indonesia Indah, Kamis (21/11/2024).

Salah satu tradisi yang paling umum dilakukan oleh masyarakat Jawa selama bulan Suro adalah prosesi memandikan benda-benda pusaka atau jamasan pusaka.

Dikutip dari kratonjogja.id, "jamasan" adalah istilah dari Bahasa Jawa yang berarti memandikan atau membersihkan.

Benda-benda yang dibersihkan dianggap sebagai pusaka berdasarkan asal-usul atau perannya dalam peristiwa sejarah.

Jamasan pusaka dilaksanakan oleh keraton-keraton yang ada di Jawa, seperti Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Pura Mangkunegara, juga kelompok masyarakat di Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Sumenep.

Tradisi jamasan pusaka di Keraton Yogyakarta

Tradisi memandikan benda pusaka atau jamasan pusaka selalu dilaksanakan Keraton Yogyakarta di bulan Suro.

Benda pusaka yang dibersihkan antara lain tosan aji atau senjata pusaka, kereta, perlengkapan berkuda, gamelan, bendera, vegetasi, manuskrip, hingga benda-benda upacara.

Tradisi memandikan benda pusaka dilaksanakan pada hari Selasa Kliwon di bulan Suro karena Selasa Kliwon adalah hari turunnya wahyu keraton.

Jika tidak ada hari Selasa Kliwon pada bulan Suro, pelaksanaannya akan diganti pada hari Jumat Kliwon yang dianggap hari baik bagi umat Islam.

Anggapan ini ada sejak Sultan Agung menciptakan kalender Jawa yang merupakan penyatuan kalender Saka dan kalender Hijriah.

Bagaimana cara memandikan benda pusaka?

Pada abdi dalem atau aparatur sipil keraton yang bertugas melaksanakan jamasan pusaka akan melakukan puasa dan mandi terlebih dahulu.

Seluruh rangkaian jamasan pusaka diawali dengan memanjatkan doa-doa di Gedhong Prabayeksa agar upacara berjalan dengan baik dan lancar.

Proses membersihkan senjata pusaka diawali dengan mengoleskan cairan jeruk nipis agar minyak dan kotoran yang menempel dapat larut.

Setelah itu pusaka disiram dengan air hingga bersih, dikeringkan, dan diolesi warangan yang terbuat dari arsenik dengan tujuan melindungi benda dari karat.

Terakhir, senjata diolesi minyak kepala yang dicampur dengan minyak cendana yang mengeluarkan bau harum.

Cara membersihkan benda pusaka yang berwujud kereta adalah mengguyurnya dengan air yang dicampur irisan jeruk nipis dan air bunga, lalu dilap dengan potongan kain mori.

Bagian-bagian yang terbuat dari kaca digosok dengan spiritus, sementara yang terbuat dari kulit digosok dengan minyak kelapa.

Cara membersihkan benda pusaka lainnya menyesuaikan dengan jenis pusaka tersebut.

Misalnya, peralatan berkuda dibersihkan dengan sikat dan digosok dengan jeruk nipis.

Jamasan dengan bentuk manuskrip dibersihkan dengan cara disikat secara halus di setiap halamannya.

Sementara itu, pusaka berwujud pohon beringin yang ada di tengah Alun-Alun Utara Yogyakarta dibersihkan dengan cara pemangkasan.

Apa makna memandikan benda pusaka?

Bulan Suro, bulan Suro, malam 1 Suro, 1 Muharram, jamasan pusaka, Jamasan pusaka, Keraton Yogyakarta, Malam 1 Suro, bulan suro, 1 muharram, Tradisi Bulan Suro dan Makna Jamasan Pusaka..., Tradisi membersihkan benda-benda pusaka, Tradisi jamasan pusaka di Keraton Yogyakarta, Bagaimana cara memandikan benda pusaka?, Apa makna memandikan benda pusaka?

Sejumlah keris yang akan dimandikan dalam proses jamasan di Museum Pusaka di TMII, Jakarta Timur, Kamis (21/11/2024).

Tradisi memandikan benda pusaka masih dipertahankan dan dilaksanakan setiap tahun oleh Keraton Yogyakarta.

Tradisi ini tidak hanya bertujuan untuk menghormati benda pusaka, tapi juga mengantisipasi segala kerusakan.

Jika selama proses pembersihan para abdi dalem menemukan tanda-tanda kerusakan pada benda yang dibersihkan, mereka akan segera menanganinya agar kerusakannya tidak semakin memburuk.

Secara spiritual, tradisi membersihkan benda pusaka adalah sikap manusia Jawa dalam menyambut datangnya tahun baru.

Para ahli menerangkan, tradisi memandikan benda pusaka mengandung nilai-nilai budaya yang bisa diterapkakn dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai budaya tersebut antara lain menjunjung kebersamaan, ketelitian, gotong royong, dan nilai relijiusitas.