Kapal Tenggelam di Selat Bali, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Normal

Selat Bali, KMP Tunu Pratama Jaya, selat bali, KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di selat Bali, tenggelamnya kmp tunu pratama jaya, tenggelamnya kmp tunu pratama jaya di selat bali, Kapal Tenggelam di Selat Bali, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Normal

BANYUWANGI, KOMPAS. com – Insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam tidak menghentikan aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Pelayaran di lintasan tersebut masih berlangsung normal hingga Kamis pagi.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Kelas IV Banyuwangi, Ni Putu Cahyani.

“Penyeberangan di lintasan Ketapang-Gilimanuk masih beroperasi seperti biasa. Tidak ada penutupan pelabuhan, dan kapal-kapal lainnya tetap diizinkan berlayar dengan pengawasan ketat,” ujar Cahyani kepada Kompas.com, Kamis (3/7/2025).

Kronologi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada Rabu (2/7/2025) pukul 22.56 WIB, dengan tujuan Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Saat itu cuaca di wilayah Selat Bali dilaporkan tidak bersahabat, namun pelayaran tetap dilakukan.

Sekitar 24 menit setelah keberangkatan, kapal mengirimkan panggilan darurat (distress call) akibat dugaan kebocoran di ruang mesin.

“Pukul 23.20 WIB kami mendapat informasi dari perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya melalui panggilan distress,” kata Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi, Kamis (3/7/2025).

Hanya berselang 15 menit kemudian, atau tepatnya pukul 23.35 WIB, kapal dikabarkan tenggelam oleh petugas Syahbandar.

“Pukul 23.35 WIB kapal dinyatakan tenggelam. Informasi ini kami terima dari petugas jaga Syahbandar,” lanjut Wahyu.

Dalam jejaring komunikasi pelayaran, terdengar permintaan tolong di saluran radio maritim channel 17.

Informasi lain menyebutkan bahwa kapal sempat mengalami black out sebelum akhirnya terbalik dan hanyut ke arah selatan.

“Pada pukul 00.22 WITA, kapal KMP Tunu Pratama Jaya 3888 yang berada di sekitar lokasi menyampaikan kepada LPS Gilimanuk bahwa KMP Tunu Pratama Jaya sudah terbalik dan hanyut ke selatan,” tulis laporan pelayaran.

Upaya pencarian korban

Selat Bali, KMP Tunu Pratama Jaya, selat bali, KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di selat Bali, tenggelamnya kmp tunu pratama jaya, tenggelamnya kmp tunu pratama jaya di selat bali, Kapal Tenggelam di Selat Bali, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Normal

Basarnas melakukan pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.Upaya pencarian langsung dilakukan oleh tim SAR gabungan, termasuk Basarnas Banyuwangi, Basarnas Denpasar, KPLP, dan Pos SAR Jembrana.

Mereka mengerahkan kapal RIB (Rigid Inflatable Boat) menuju lokasi tenggelamnya kapal.

“Pukul 00.18 WIB, tim gabungan telah diberangkatkan ke lokasi titik terakhir kapal terpantau,” jelas Wahyu.

Namun, pencarian menghadapi hambatan serius berupa cuaca ekstrem.

“Sampai saat ini kami belum menemukan seluruh penumpang kapal. Kendalanya, cuaca buruk dan tinggi ombak mencapai sekitar 2,5 meter menyulitkan tim SAR,” tambah Wahyu.

KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut total 65 orang dan 22 kendaraan, dengan rincian sebagai berikut:

  • 53 penumpang
  • 12 kru kapal
  • 22 unit kendaraan

Sampai Kamis pagi, berdasarkan data sementara dari tim SAR, 31 orang dilaporkan selamat, sementara beberapa korban telah teridentifikasi meninggal dunia, antara lain:

  1. Anang Suryono, 59 tahun, penumpang
  2. Eko Sastroamidjojo, 51 tahun, penumpang
  3. Elok Rumantini, 45 tahun, petugas kantin kapal
  4. Cahyani, 45 tahun, penumpang

Proses pencarian terhadap korban lainnya masih terus berlangsung hingga saat ini.

Pengetatan prosedur keamanan di penyeberangan

Menyikapi insiden ini, KSOP dan otoritas pelabuhan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keamanan pelayaran lintasan Ketapang-Gilimanuk.

“Kami memperketat pengawasan dan pengecekan laik laut seluruh kapal yang hendak beroperasi. Hanya kapal yang benar-benar memenuhi standar keselamatan yang diizinkan berlayar,” tegas Ni Putu Cahyani.