Asal Usul Jember, Jawa Timur, dari Nama hingga Sejarah Lengkapnya

Jember, Kabupaten Jember, jember, sejarah jember, asal-usul jember, hari jadi kota jember, Asal Usul Jember, Jawa Timur, dari Nama hingga Sejarah Lengkapnya, Penetapan Hari Jadi Kabupaten Jember, Struktur Pemerintahan Awal, dari Distrik hingga Onder Distrik, Asal-usul Nama "Jember", dari Tanah Becek hingga Makna Luas, Jember di Masa Kerajaan, dari Blambangan hingga VOC, Masa Kolonial,Konflik, Wabah, dan Migrasi Besar-besaran

Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki sejarah panjang dan karakter budaya yang unik.

Terletak di lereng Pegunungan Yang dan Gunung Argopuro, wilayah ini membentang hingga pesisir selatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.

Secara administratif, Kabupaten Jember berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo di utara, Kabupaten Lumajang di barat, Kabupaten Banyuwangi di timur, serta Samudera Indonesia di selatan.

Wilayah ini terdiri dari 31 kecamatan, 22 kelurahan, dan 226 desa, menjadikannya salah satu kabupaten dengan struktur pemerintahan terluas dan kompleks di Jawa Timur.

Penetapan Hari Jadi Kabupaten Jember

Hari Jadi Kabupaten Jember diperingati setiap 1 Januari. Tanggal ini merujuk pada ketetapan hukum kolonial Belanda berdasarkan Staatsblad Nomor 322, yang dikeluarkan pada 9 Agustus 1928 oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Jember, Kabupaten Jember, jember, sejarah jember, asal-usul jember, hari jadi kota jember, Asal Usul Jember, Jawa Timur, dari Nama hingga Sejarah Lengkapnya, Penetapan Hari Jadi Kabupaten Jember, Struktur Pemerintahan Awal, dari Distrik hingga Onder Distrik, Asal-usul Nama "Jember", dari Tanah Becek hingga Makna Luas, Jember di Masa Kerajaan, dari Blambangan hingga VOC, Masa Kolonial,Konflik, Wabah, dan Migrasi Besar-besaran

Dalam beleid tersebut, disebutkan bahwa Pemerintah Hindia Belanda melakukan penataan ulang terhadap pemerintahan desentralisasi di Jawa Timur, dan menetapkan Regenschap Djember sebagai satuan masyarakat hukum yang berdiri sendiri.

Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh Sekretaris Umum Pemerintahan Hindia Belanda, G.R. Erdbrink, pada 21 Agustus 1928, dan mulai berlaku pada 1 Januari 1929.

Sejak saat itu, Jember diakui secara administratif sebagai kabupaten yang sah.

Struktur Pemerintahan Awal, dari Distrik hingga Onder Distrik

Jember, Kabupaten Jember, jember, sejarah jember, asal-usul jember, hari jadi kota jember, Asal Usul Jember, Jawa Timur, dari Nama hingga Sejarah Lengkapnya, Penetapan Hari Jadi Kabupaten Jember, Struktur Pemerintahan Awal, dari Distrik hingga Onder Distrik, Asal-usul Nama "Jember", dari Tanah Becek hingga Makna Luas, Jember di Masa Kerajaan, dari Blambangan hingga VOC, Masa Kolonial,Konflik, Wabah, dan Migrasi Besar-besaran

Foto Kantor Pos dan Telegraf Pembantu di Balung, Jember, Jawa Timur yang diambil tahun 1930

Pada masa awal pembentukannya, Regenschap Djember terdiri dari tujuh distrik utama.

Namun, berdasarkan Staatsblad Nomor 46 Tahun 1941 yang berlaku mulai 1 Maret 1941, wilayah administratif ini berkembang menjadi 25 onderdistrik yang tersebar di tujuh distrik, sebagai berikut:

  • Distrik Jember: Jember, Wirolegi, Arjasa
  • Distrik Kalisat: Kalisat, Ledokombo, Sumberjambe, Sukowono
  • Distrik Rambipuji: Rambipuji, Panti, Mangli, Jenggawah
  • Distrik Mayang: Mayang, Silo, Mumbulsari, Tempurejo
  • Distrik Tanggul: Tanggul, Sumberbaru, Bangsalsari
  • Distrik Puger: Puger, Kencong, Gumukmas, Umbulsari
  • Distrik Wuluhan: Wuluhan, Ambulu, Balung

Asal-usul Nama "Jember", dari Tanah Becek hingga Makna Luas

Hingga kini, belum ada kesepakatan resmi tentang asal-usul nama Jember. Namun, berdasarkan kajian Aryani Ayu W. dari FKIP Universitas Jember dalam penelitiannya berjudul "Nama Diri Pendalungan Jember dalam Keberaknaan Sosial Budaya", nama "Jember" diduga berasal dari istilah lokal “jembrek” yang berarti becek atau berlumpur.

Penamaan ini memiliki akar historis. Dalam Kitab Negarakretagama pupuh XXIII, disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan ke Puger, wilayah yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Jember.

Dalam catatan tersebut, jalan berlumpur dan licin menjadi hambatan perjalanan raja, yang disebut dengan istilah “jembrek”.

Sebutan ini diperkuat oleh migrasi besar-besaran masyarakat dari berbagai etnis ke wilayah ini, termasuk Madura, Mandar Sulawesi, Arab, Tionghoa, dan Jawa.

Suku Madura, khususnya, menyebut daerah ini sebagai "jhembar", yang dalam bahasa mereka berarti tanah luas, sekaligus menyiratkan harapan akan kemakmuran.

Jember di Masa Kerajaan, dari Blambangan hingga VOC

Jember, Kabupaten Jember, jember, sejarah jember, asal-usul jember, hari jadi kota jember, Asal Usul Jember, Jawa Timur, dari Nama hingga Sejarah Lengkapnya, Penetapan Hari Jadi Kabupaten Jember, Struktur Pemerintahan Awal, dari Distrik hingga Onder Distrik, Asal-usul Nama "Jember", dari Tanah Becek hingga Makna Luas, Jember di Masa Kerajaan, dari Blambangan hingga VOC, Masa Kolonial,Konflik, Wabah, dan Migrasi Besar-besaran

Foto Kantor Pos dan Telegraf Pembantu di Kalisat, jJember, Jawa Timur yang diambil tahun 1930.

Pada masa kerajaan, wilayah Jember merupakan bagian dari kekuasaan Blambangan, yang berada di bawah kendali Mengwi, seorang penguasa Hindu Bali. Blambangan dijadikan sebagai benteng pertahanan terhadap ekspansi Islam dari Kesultanan Demak.

Setelah keruntuhan Demak, wilayah ini menjadi medan konflik baru melawan Kerajaan Mataram Islam di bawah kepemimpinan Pakubuwana II.

Memasuki abad ke-17, ketertarikan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) terhadap wilayah Blambangan meningkat karena nilai strategis dan ekonominya.

VOC kemudian memasukkan Blambangan ke dalam wilayah Java’s Oosthoek (Jawa Pojok Timur), atau dikenal sebagai Last Frontier, sebagai batas akhir kekuasaan Belanda di Pulau Jawa.

Pada 1743, Belanda mengadopsi strategi dualisme kepemimpinan, mendukung Pakubuwana II dalam memperluas pengaruh Islam sambil mengikis kekuasaan Hindu di wilayah timur Jawa.

Akhirnya, pada 1768, wilayah Malang, Lumajang, dan Blambangan jatuh ke tangan Belanda dan resmi menjadi bagian dari Java’s Oosthoek.

Wilayah Puger, yang kini menjadi bagian dari Jember, dikelompokkan sebagai Blambangan Barat (West Blambangan).

Fokus kolonial Belanda pun bergeser ke Nusa Barong, sebuah pulau kecil strategis yang menjadi tempat persembunyian para pemberontak Bugis, perompak, dan narapidana. Kala itu, pulau tersebut berada dalam wilayah Regentschap Puger yang dipimpin oleh Kapten Buton, keturunan suku Mandar.

Masa Kolonial,Konflik, Wabah, dan Migrasi Besar-besaran

Konflik berkepanjangan antara Bali dan Mataram, ditambah intervensi kolonial Belanda, menyebabkan penderitaan besar di wilayah Jember dan sekitarnya pada abad ke-16 hingga ke-18.

Laporan VOC tahun 1625 menyebutkan bahwa dua pertiga populasi di beberapa wilayah Jawa Timur meninggal akibat perang, kelaparan, dan wabah penyakit.

Namun, kondisi tersebut berubah drastis setelah munculnya gelombang migrasi besar dari Pulau Madura ke Jember.

Para pendatang Madura yang bekerja di sektor perkebunan kolonial menganggap wilayah ini sebagai "jhembar", tanah yang luas dan penuh harapan.

Perpaduan budaya antara masyarakat Jawa dan Madura di Jember melahirkan identitas sosial yang dikenal sebagai “Pendalungan”—sebuah karakter khas yang masih melekat hingga kini.

Pada tahun 1800, wilayah ini akhirnya diakui secara resmi sebagai kabupaten mandiri dengan status Regentschap Jember, berdasarkan surat J. Haseelaar tertanggal 22 Februari 1806.

Sejak saat itu, Kabupaten Jember terus tumbuh menjadi salah satu daerah penting di Jawa Timur, tidak hanya dalam aspek administratif dan ekonomi, tetapi juga dalam keberagaman etnis, sejarah budaya, serta dinamika sosial yang harmonis.