Polres Bekasi Awasi Balap Liar Selama Operasi Patuh Jaya 2025

 Polres Metro Bekasi Kota memastikan pengawasan terhadap aksi balap liar diperketat selama Operasi Patuh Jaya 2025 yang resmi dimulai pada Senin (14/7/2025).

Operasi ini akan berlangsung hingga 27 Juli 2025 dan aktif 24 jam penuh. Selain menindak pengendara tanpa helm atau TNKB, polisi juga fokus menertibkan pengendara yang ugal-ugalan di jalan, terutama pada malam hari.

Wakasatlantas Polres Metro Bekasi Kota, AKP Ischak, menegaskan aksi kebut-kebutan menjadi salah satu sasaran utama penertiban tahun ini.

Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi Kota resmi menggelar Operasi Patuh Jaya 2025 mulai Senin (14/7/2025).

“Ada beberapa yang jadi prioritas, waktu malam hari sering kali terjadi kebut-kebutan,” kata Ischak saat ditemui Kompas.com di Bekasi, Jawa Barat, Senin.

Ia menjelaskan, pola penindakan operasi akan tetap mengedepankan pendekatan preemtif dan preventif, yakni 40 persen tindakan pencegahan, 40 persen edukasi, dan 20 persen penegakan hukum (Gakkum).

Patroli rutin pada jam rawan, termasuk tengah malam hingga dini hari, akan digelar untuk mencegah aksi balap liar maupun pelanggaran lainnya.

“Dari upaya kepolisian, kita melakukan upaya preentif yaitu patroli. Kemudian imbauan kepada masyarakat terkait hal-hal tersebut,” ujarnya.

kebutan, pengawasan juga menyasar kendaraan tanpa TNKB hingga pengendara berada di bawah pengaruh alkohol. Semua pelanggaran tersebut masuk dalam 10 sasaran utama Operasi Patuh Jaya 2025.

Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota resmi menggelar Operasi Patuh Jaya 2025 mulai Senin (14/7/2025).

“Kita ada 10 target prioritas, yaitu penggunaan helm tidak sesuai SNI, sabuk pengaman, berkendara menggunakan HP, ngebut, tidak memakai TNKB, hingga berkendara dengan tidak sadar atau di bawah pengaruh alkohol,” jelas Ischak.

Untuk mendukung penertiban, anggota Satlantas akan berjaga penuh 24 jam bersama unsur TNI, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan. Jika imbauan tidak diindahkan, penindakan tilang akan diterapkan di tempat.

“Kita mengimbau supaya masyarakat sadar dulu sebab kalau kita tilang, mereka tidak sadar, maka akan mengulangi terus-menerus. Makanya kita bangkitkan kesadaran mereka, disiplin mereka, terkait dengan keamanan berlalu lintas," kata dia.

"Kalau mereka betul-betul sudah dikasih tahu, tetapi masih istilahnya tidak mengakui, mengetahui kesalahannya, barulah kita melakukan upaya penegakan hukum,” tutup Ischak.