Soal Bantuan Chromebook di Takalar, Pengadaan Ganda hingga Masalah Software

Chromebook, laptop Chromebook, chromebook, korupsi laptop chromebook, Laptop Chromebook, laptop Chromebook Kemendikbudristek, Soal Bantuan Chromebook di Takalar, Pengadaan Ganda hingga Masalah Software

Puluhan sekolah di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, menerima bantuan laptop Chromebook dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun anggaran 2020–2021.

Beberapa sekolah bahkan diketahui menerima bantuan dua kali. Salah satunya adalah SMP Negeri 2 Mangarabombang yang menerima total 30 unit laptop Chromebook dari dua tahap pengadaan.

“Ada, 15 buah,” ujar Kepala SMPN 2 Mangarabombang, Muhammad Jufri, saat dikonfirmasi pada Rabu (16/7/2025).

Senada dengan itu, Kepala Sekolah SMP Satu Atap (SATAP), Ahsan Lala, juga menyampaikan bahwa pihaknya menerima dua kali pengadaan.

“Dua kali dapat, 15 buah setiap pengadaannya, berarti jumlahnya 30,” kata Ahsan.

Ada Kendala pada Software

Meski secara umum laptop Chromebook bantuan Kemendikbudristek ini berfungsi dengan baik dan telah digunakan dalam proses pembelajaran, Ahsan mengungkapkan ada satu unit laptop yang mengalami masalah pada perangkat lunaknya (software).

“Saya tanya ke penyedia, terus saya diarahkan ke kementerian. Terus saya tanya ke kementerian, saya disuruh balik tanya ke penyedia. Saya dipimpong begitu,” ujar Ahsan.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Takalar, Rachmadi, mengatakan bahwa pengadaan Chromebook tidak sepenuhnya melalui dinas.

“Ada 7 (pengadaan) melalui Dana DAK,” kata Rachmadi.

Sementara sisanya, menurut Rachmadi dan sejumlah kepala sekolah, dilakukan melalui kerjasama langsung antara pihak ketiga dan Kementerian, tanpa melalui dinas setempat.

“Serah terima langsung dari PT Medika Mentari Dimensi,” ujar Jufri.

Korupsi Pengadaan Chromebook Rugikan Negara Rp 1,9 Triliun

Bantuan laptop Chromebook ini kini tengah menjadi sorotan publik seiring dengan pengusutan kasus korupsi pengadaan Chromebook oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

Kejagung telah menetapkan empat orang tersangka yang diduga melakukan penyalahgunaan wewenang dalam proses pengadaan. Mereka adalah:

  • Jurist Tan, Staf Ahli Mendikbudristek
  • Ibrahim Arief, Konsultan Teknologi Kemendikbudristek
  • Sri Wahyuningsih, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek (2020–2021)
  • Mulyatsyah, Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek (2021–2021)

Menurut Kejagung, para tersangka merancang dan mengarahkan pengadaan agar memilih produk berbasis ChromeOS, sehingga terindikasi tidak netral.

Total kerugian negara akibat korupsi pengadaan Chromebook ini ditaksir mencapai Rp 1,9 triliun.

Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim sendiri telah diperiksa Kejagung sebagai saksi pada Selasa (15/7/2025).

Distribusi Chromebook di Sulsel

Selain Takalar, berbagai daerah lain di Provinsi Sulawesi Selatan juga menerima bantuan laptop Chromebook dari Kemendikbudristek, khususnya pada tahun 2022. Kota Makassar tercatat sebagai penerima terbanyak dengan total 204 sekolah.

Berikut daftar lengkap kabupaten/kota di Sulsel penerima bantuan Chromebook 2022:

1. Kota Makassar: 204 sekolah

2. Kabupaten Wajo: 66 sekolah

3. Kabupaten Bone: 61 sekolah

4. Kabupaten Jeneponto: 48 sekolah

5. Kabupaten Takalar: 37 sekolah

6. Kabupaten Gowa: 34 sekolah

7. Kabupaten Luwu Utara: 29 sekolah

8. Kabupaten Pinrang: 26 sekolah

9. Kabupaten Tana Toraja: 26 sekolah

10. Kabupaten Bulukumba: 24 sekolah

11. Kabupaten Luwu: 23 sekolah

12. Kabupaten Luwu Timur: 23 sekolah

13. Kabupaten Sidenreng Rappang: 22 sekolah

14. Kabupaten Barru: 22 sekolah

15. Kabupaten Kepulauan Selayar: 21 sekolah

16. Kabupaten Maros: 20 sekolah

17. Kabupaten Toraja Utara: 19 sekolah

18. Kabupaten Soppeng: 14 sekolah

19. Kabupaten Pangkep: 14 sekolah

20. Kabupaten Bantaeng: 13 sekolah

21. Kota Palopo: 9 sekolah

22. Kota Parepare: 4 sekolah

23. Kabupaten Pangkep (entry kedua): 3 sekolah

24. Kabupaten Enrekang: 2 sekolah

25. Kabupaten Sinjai: 2 sekolah

26. Kota Parepare (entry kedua): 1 sekolah

Selain persoalan hukum, efektivitas distribusi Chromebook juga dipertanyakan karena banyak wilayah di Indonesia, terutama daerah terpencil, masih belum terjangkau jaringan internet memadai.

Penggunaan perangkat berbasis Chrome OS yang membutuhkan koneksi internet stabil dinilai tidak tepat jika tidak disertai dengan penguatan infrastruktur digital.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Daftar Daerah Penerima Laptop Chromebook di Sulsel, Wajo Terbanyak Kedua