Nebeng dan Ngobrol dengan Rekan Kerja Termasuk Selingkuh?

Banyak orang bertanya-tanya: apakah ngobrol ringan dengan rekan kerja di luar jam kantor bisa dianggap sebagai bentuk perselingkuhan? Bagaimana dengan makan siang berdua, nongkrong saat jam istirahat, atau bahkan nebeng kendaraan pulang kerja karena jalurnya sama?
Pertanyaan ini makin relevan di era sekarang, saat batas antara hubungan profesional dan personal sering kali kabur.
Menurut psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., interaksi sosial dengan rekan kerja pada dasarnya wajar dan tidak selalu bermakna negatif.
Namun, ada garis batas yang sebaiknya tidak dilanggar, terutama jika sudah dilakukan berdua saja dan tanpa sepengetahuan pasangan.
“Beberapa hal ini memang tidak bisa dihindari. Kalau terpaksa banget harus berdua, ya berkabar ke pasangannya,” ujar psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi. yang berpraktik di RS DR Oen Solo Baru, saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (18/7/2025).
Menurut Joko, kebersamaan dengan rekan kerja tidak masalah selama dilakukan secara terbuka dengan teman kerja lainnya. Namun, ketika hanya berdua, ini sudah termasuk red flag. Terutama jika seseorang tidak bisa mengontrol diri untuk tetap setia dengan pasangannya.
“Kalau cuma berdua saja, kita juga harus mikir. Mengabari pasangan ini penting apalagi kalau kemudian malah enjoy berduaan, kemungkinan ada rasa lain yang timbul,” ujar dia.
Terbuka dengan pasangan
Menjaga batas dan bersikap terbuka dengan pasangan adalah kunci utama mencegah perselingkuhan emosional maupun fisik di tempat kerja.
Keterbukaan dengan pasangan juga merupakan bentuk rasa hormat kepada pasangan. Menurut Joko, setiap kali sedang berkegiatan dengan teman kerja lawan jenis di luar pekerjaan, sebaiknya melibatkan pasangan mereka.
Ketika sebagaian besar rekan kerja adalah lawan jenis, ini memang menjadi sebuah tantangan. Jadi, penting untuk menetapkan dan menegakkan batasan seperti mengenali perilaku atau ucapan apa saja yang mengarah ke godaan (flirting) dan menghindarinya.
“Kita harus aware dengan diri sendiri. Karena, hampir semua masalah dalam hidup kita berawal dari kita tidak sadar. Itu yang harus kita pahami. Selama kita masih bisa menjaga diri kita, dan ada keterbukaan dengan pasangan, enggak apa-apa,” kata Joko.