Rusia Rekrut Tentara Asing di Tengah Konflik yang Berkepanjangan

Sejak awal konflik yang dimulai pada Februari 2022, Rusia tidak hanya mengandalkan warganya sendiri, tetapi juga menarik perhatian warga negara asing untuk turut berperang.
Di sisi Rusia, mereka tidak hanya berperan sebagai tentara reguler, tetapi juga banyak yang bergabung sebagai tentara bayaran.
Salah satu kelompok yang paling dikenal adalah Wagner Group, yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, seorang tokoh yang pernah terlibat dalam pemberontakan singkat terhadap pemerintah Rusia pada Juni 2023, sebelum akhirnya meninggal dalam kecelakaan pesawat yang belum terpecahkan.
Sumber dari Ian Storey yang dipublikasikan di Fulcrum pada Maret 2024 mengungkapkan bahwa Angkatan Bersenjata Rusia aktif merekrut tentara dari luar negeri.
Laporan menunjukkan bahwa ratusan warga negara India telah dijanjikan untuk bertempur di Donbas dan jumlah warga Nepal yang terlibat bisa mencapai 2.000, beberapa di antaranya dilaporkan telah tewas di medan perang.
Sementara itu, Ukraina juga membentuk legiun pasukan asing yang berjuang untuk mempertahankan tanah air mereka.
Legiun ini dibentuk segera setelah invasi Rusia dan merupakan bagian dari Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina, menerima relawan dari berbagai negara dengan syarat tertentu.
Peningkatan perhatian terhadap pasukan asing ini semakin mengemuka setelah kemunculan Satria Arta Kumbara, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengungkapkan keinginannya untuk berperang di pihak Rusia dengan alasan ekonomi.
Hal ini menegaskan bahwa faktor finansial sering kali menjadi motivasi utama bagi individu yang memutuskan untuk bergabung dalam konflik ini.
Ian Storey memperkirakan bahwa Ukraina menawarkan imbalan finansial untuk legiun asing antara 600 hingga 3.300 dollar AS per bulan, tergantung pada posisi tempur masing-masing.
Jika dihitung dalam rupiah, angka tersebut setara dengan Rp 9,7 juta hingga Rp 48 juta, berdasarkan kurs pada 23 Juli 2025.
Upah ini sebanding dengan gaji tentara reguler Ukraina.
Gaji minimal 1200 dolar AS
Di sisi lain, Rusia menawarkan gaji minimal 1.200 dollar AS (sekitar Rp 19 juta) bagi tentara asing yang bergabung dengan angkatan bersenjata mereka dan tawaran untuk tentara bayaran Wagner bisa jauh lebih tinggi.
Perubahan signifikan dalam kebijakan rekrutmen terjadi pada 7 Juli 2025, ketika Presiden Rusia, Vladimir Putin, menandatangani dekrit yang mempermudah proses bagi warga negara asing untuk bergabung dengan militer Rusia.
Dengan kebijakan baru ini, mereka tidak hanya bisa direkrut dalam keadaan darurat, tetapi juga selama periode mobilisasi.
Bahkan, orang-orang dengan kualifikasi khusus kini diperbolehkan untuk menandatangani kontrak dengan lembaga intelijen dan keamanan negara.
Sebelumnya, batasan ini cukup ketat dan hanya berlaku pada saat darurat militer, yang telah menyebabkan lebih dari 261.000 warga Rusia melarikan diri ke luar negeri saat mobilisasi parsial diumumkan pada September 2022.
Dengan langkah-langkah baru ini, Rusia tampaknya berusaha untuk memperkuat angkatan bersenjatanya di tengah situasi yang semakin kompleks.
Fenomena rekrutmen tentara asing ini menandai fase baru dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun, dengan dampak yang mungkin jauh melampaui batasan geografi.
Salah satu kelompok tentara bayaran terkenal yang berperang di sisi Rusia adalah Wagner Group.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "