Dubes Rusia Bantah Terlibat, Tegaskan Tak Rekrut Eks Marinir TNI Satria Kumbara Jadi Tentara Bayaran

Dubes Rusia, Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, eks marinir gabung militer rusia, Satria Arta Kumbara, sergei tolchenov, Dubes Rusia Bantah Terlibat, Tegaskan Tak Rekrut Eks Marinir TNI Satria Kumbara Jadi Tentara Bayaran

Kasus Satria Arta Kumbara, eks prajurit Marinir TNI Angkatan Laut yang kini menjadi tentara bayaran di Rusia, memicu perhatian publik sekaligus polemik hukum dan diplomatik.

Keinginannya untuk kembali menjadi WNI dan pulang ke Indonesia menimbulkan pertanyaan serius mengenai status hukum, kewarganegaraan, dan sikap pemerintah Indonesia. Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov, pun akhirnya buka suara.

Dalam taklimat media di Jakarta pada Rabu (20/8/2025), Dubes Tolchenov menegaskan bahwa keterlibatan Satria di militer Rusia murni atas kehendaknya sendiri. Ia menolak anggapan bahwa Kedutaan Besar Rusia pernah melakukan perekrutan.

“Saya menegaskan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta dan di manapun tidak melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia,” ucapnya dikutip dari Antara.

Tolchenov mengaku baru mengetahui soal Satria dari pemberitaan di Indonesia. Ia bahkan sudah mengonfirmasi informasi ini kepada atase pertahanan Rusia, yang juga tidak mengetahui apapun terkait kasus tersebut.

Namun, ia tidak memungkiri bahwa orang asing bisa saja bergabung secara sukarela.

“Personel profesional yang merupakan warga negara Rusia atau, dalam beberapa kasus, orang asing bisa menandatangani kontrak (bergabung ke militer Rusia),” jelasnya.

Apa Konsekuensi Bagi Satria?

Dubes Rusia, Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, eks marinir gabung militer rusia, Satria Arta Kumbara, sergei tolchenov, Dubes Rusia Bantah Terlibat, Tegaskan Tak Rekrut Eks Marinir TNI Satria Kumbara Jadi Tentara Bayaran

Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia, Sergei Gennadievich Tolchenov, saat buka puasa bersama di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Tolchenov menegaskan bahwa segala risiko dan konsekuensi hukum di Indonesia menjadi tanggung jawab Satria sendiri.

“Jika (Satria) Kumbara melanggar undang-undang Indonesia, hal itu adalah tanggung jawabnya sendiri karena sebagai WNI ia seharusnya paham apa yang bisa ia lakukan dan tidak,” tegasnya.

Hingga saat ini, pihak Kedubes Rusia belum menerima permintaan bantuan apapun baik dari pemerintah Indonesia maupun dari Satria atau keluarganya.

Di sisi lain, status kewarganegaraan Satria sudah resmi dicabut. Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, WNI yang bergabung dengan dinas militer asing tanpa izin Presiden otomatis kehilangan kewarganegaraannya. Artinya, untuk kembali menjadi WNI, Satria harus melalui proses naturalisasi.

Mengapa Satria Bergabung dengan Pasukan Bayaran?

Dalam video permintaan maaf yang viral di TikTok, Satria mengaku keputusan bergabung dengan militer Rusia semata karena alasan ekonomi. Ia mengklaim tidak pernah bermaksud mengkhianati Indonesia.

“Saya niatkan datang ke sini (Rusia) hanya untuk mencari nafkah. Wakafa Billahi, cukuplah Allah sebagai saksi,” ucapnya penuh emosi.

Ia menambahkan bahwa sebelum berangkat ia sempat berpamitan dan meminta restu ibunya. Namun, kini ia menyadari bahwa kontrak militer tersebut membawa konsekuensi berat.

“Jujur saya tidak ingin kehilangan kewarganegaraan saya, karena kewarganegaraan Republik Indonesia bagi saya segala-galanya dan tidak pernah ternilai harganya,” katanya.

Dalam pesannya, ia memohon bantuan Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta Menteri Luar Negeri Sugiono untuk memulihkan kembali statusnya sebagai WNI.

Satria sebenarnya bukan orang asing bagi pengadilan militer Indonesia. Ia sudah pernah diproses hukum atas kasus desersi.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hadi, menyatakan bahwa Satria telah dijatuhi pidana penjara 1 tahun dan diberhentikan dengan tidak hormat pada 13 Juni 2022. Putusan itu dijatuhkan in absentia oleh Pengadilan Militer II-08 Jakarta pada 6 April 2023.

Hal ini membuat posisi hukum Satria semakin rumit. Jika ia kembali, ia tidak hanya harus menghadapi proses naturalisasi, tetapi juga konsekuensi hukum atas tindakannya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ".

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!