Berapa Gaji Tentara Bayaran Rusia? Ini Kisah Eks Marinir TNI yang Rela Berperang demi Nafkah

Satria Arta Kumbara, mantan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut, menjadi sorotan publik setelah mengungkapkan keinginannya untuk pulang ke Indonesia usai bergabung sebagai tentara bayaran Rusia di medan perang Ukraina.
Melalui unggahan video TikTok pada Minggu (20/7/2025), Satria menyampaikan permohonan maaf dan penyesalan karena telah kehilangan status kewarganegaraan Indonesia.
Namun, di balik kontroversi keputusannya menjadi tentara bayaran, muncul satu pertanyaan penting: berapa sebenarnya gaji yang diterima tentara bayaran asing seperti Satria di Rusia?
Gaji Tentara Bayaran Rusia
Mengutip data dari Fulcrum, situs milik Institute of Southeast Asian Studies, para tentara bayaran asing yang direkrut Rusia umumnya menerima gaji berkisar 1.200 hingga 3.000 dollar AS per bulan, atau setara dengan Rp 19,8 juta hingga Rp 49,5 juta (dengan kurs Rp 16.520).
Besaran gaji tersebut bervariasi tergantung dari:
Pengalaman militer sebelumnya,
- Lama kontrak,
- Lokasi penugasan,
- Lembaga atau unit yang merekrut (Kementerian Pertahanan Rusia atau kelompok seperti Wagner Group).
Sebagai perbandingan, seorang pemuda asal Sri Lanka mengaku kepada media Jerman DW bahwa ia dikontrak oleh pihak ketiga yang mewakili Kementerian Pertahanan Rusia dengan bayaran 2.300 dollar AS per bulan, atau sekitar Rp 21,4 juta.
Namun, saat ingin mundur, ia diancam hukuman penjara 15 tahun sesuai isi kontrak.
“Saya memberi tahu komandan bahwa saya ingin kembali ke Sri Lanka, tetapi ia mengatakan hal itu tidak mungkin,” katanya kepada DW.
Tentara Wagner Bisa Digaji Lebih Tinggi
Gaji tentara yang direkrut oleh Wagner Group, kelompok paramiliter yang dikenal sebagai “tentara bayangan” Kremlin, umumnya lebih tinggi dari legiun asing biasa. Hal ini karena Wagner mensyaratkan anggota memiliki pengalaman tempur, serta kerap menugaskan mereka di medan operasi berisiko tinggi.
Menurut laporan Al Jazeera, sejak 2014, Wagner telah merekrut ribuan tentara bayaran profesional, termasuk mantan anggota satuan elite Rusia dan eks tentara kriminal, untuk bertempur di Ukraina, Timur Tengah, hingga Afrika.
“Wagner lebih dari sekadar PMC (Private Military Company). Tidak ada yang bisa menggantikannya dalam waktu dekat,” kata John Lechner, penulis asal AS yang meneliti Wagner kepada Al Jazeera.
Ukraina Juga Rekrut Legiun Asing, Gaji Maksimal Rp 54 Juta
Tak hanya Rusia, pihak Ukraina juga membuka kesempatan bagi tentara asing untuk bergabung. Kementerian Pertahanan Rusia bahkan mengklaim ada lebih dari 13.000 tentara asing yang bertempur membela Ukraina sejak invasi dimulai pada 24 Februari 2022.
Legiun asing yang bergabung dengan militer Ukraina dilaporkan menerima gaji antara 600 hingga 3.300 dollar AS per bulan, atau setara dengan Rp 9,9 juta hingga Rp 54 juta, tergantung pada posisi dan peran tempur masing-masing.
Banyak tentara bayaran asing yang bergabung karena alasan ekonomi. Dalam kasus Satria Arta Kumbara, ia secara terbuka menyatakan bahwa keputusannya bergabung dengan militer Rusia bukan karena ideologi atau pengkhianatan, melainkan karena kebutuhan finansial.
“Saya niatkan datang ke sini (Rusia) hanya untuk mencari nafkah. Wakafa Billahi, cukuplah Allah sebagai saksi,” ucap Satria dalam video TikTok-nya.
Namun keputusan itu membuatnya kehilangan status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), karena hukum Indonesia melarang warga bergabung dengan militer asing tanpa izin presiden. Kini, Satria berharap bisa pulang ke Indonesia dan memulihkan kewarganegaraannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul