Bagaimana Cara Menyikat Gigi yang Benar? Ini Jawaban Dokter Gigi

Ada beragam manfaat dari menyikat gigi yang benar, mulai dari mencegah gigi berlubang sampai menjaga gigi agar tidak menguning.
Ketika menyikat gigi, kebanyakan orang melakukannya dengan metode menggosok dari kiri ke kanan pada gigi atas dan bawah. Namun, benarkah demikian?
Cara menggosok gigi yang benar
1. Pilih sikat gigi yang tepat
Banyak orang menyikat gigi asal-asalan. Pelajari cara menyikat gigi yang benar menurut dokter gigi agar terhindar dari gigi berlubang.
Menurut Dr. drg. Eko Fibriyanto, Sp.KG, Subsp.KE(K), hal pertama yang perlu dilakukan dalam langkah menyikat gigi yang benar adalah memiliki sikat gigi yang tepat.
Di pasaran, ada banyak model sikat gigi dengan jenis bulu sikat yang berbeda-beda, seperti sikat gigi dengan bulu sikat jenis soft, medium, dan hard.
“Kalau memang kita suka menyikat gigi dengan kekuatan penuh, pilih sikat gigi dengan bulu sikat jenis soft,” tutur Eko saat peluncuran produk Sensodyne Cegah Gigi Berlubang & Sensitif di The Westin, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025).
Menurut dokter gigi yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jakarta Barat ini, jangan pilih bulu sikat keras jika senang menyikat gigi dengan kekuatan penuh.
Pasalnya, pemilihan bulu sikat yang tidak sesuai dengan kekuatan menyikat gigi bakal berimbas pada gigi yang lebih mudah terkikis.
2. Ikuti pola bendera Indonesia
Banyak orang menyikat gigi asal-asalan. Pelajari cara menyikat gigi yang benar menurut dokter gigi agar terhindar dari gigi berlubang.
Cara ini mungkin cukup jarang terdengar di kalangan masyarakat luas, tetapi cara menyikat gigi yang benar adalah dengan mengikuti pola bendera Indonesia.
“Sesuai dengan bendera Indonesia, merah dan putih, artinya menyikat gigi dari gusi ke arah gigi sambil berjalan (bergeser),” tutur Eko.
Ia mengimbau agar tidak menyikat gigi dengan cara menarik sikat gigi dari gigi ke arah gusi karena dapat membuat gusi turun yakni ketika gusi semakin mengarah ke pangkal gigi, yang merupakan lokasi akar gigi.
“Karena, ketika kita berkaca, giginya akan kelihatan panjang-panjang. Seiring waktu, akar giginya bakal kelihatan,” tutur dia.
Dikutip dari laman resmi MHDC Group, jaringan klinik kesehatan Indonesia, Minggu (27/7/2025), kondisi yang juga disebut dengan resesi gusi ini tidak hanya berdampak secara estetika yakni membuat gigi terlihat panjang.
Namun, dampak dari resesi gusi juga berkaitan dengan kesehatan area mulut bernama hipersensitivitas dentin. Hal ini disebabkan oleh permukaan akar gigi yang terbuka karena resesi gusi.
Orang-orang yang mengalami hipersensitivitas dentin bakal mengalami gejala ngilu pada gigi ketika makan, minum air dingin, dan bahkan ketika gigi terpapar udara dingin.
3. Tak perlu lama-lama
Banyak orang menyikat gigi asal-asalan. Pelajari cara menyikat gigi yang benar menurut dokter gigi agar terhindar dari gigi berlubang.
Banyak yang menganggap bahwa menyikat gigi yang benar memakan waktu yang lama yakni bisa sampai lima menit.
Padahal, menyikat gigi lama-lama, tetapi tekniknya salah, tidak bakal membuat gigi bersih. Yang ada hanya rasa lelah dan resesi gusi.
“Menyikat gigi bukan berpatokan pada waktu. Semakin lama menyikat gigi, tapi menyikat giginya enggak bersih karena enggak menjangkau seluruh area gigi, itu sama saja bohong,” terang Eko.
“Tapi, kalau sikat giginya benar, dan durasinya enggak terlalu singkat tapi juga enggak terlalu lama, itu enggak masalah. Jadi sebenarnya, bukan durasi, tapi cara menyikat giginya,” sambung dia.
Kenapa harus rutin menyikat gigi?
Sikat gigi setelah bangun tidur dan sebelum pergi tidur
Banyak orang menyikat gigi asal-asalan. Pelajari cara menyikat gigi yang benar menurut dokter gigi agar terhindar dari gigi berlubang.
Menyikat gigi secara rutin sangatlah penting, tepatnya pada pagi hari setelah bangun tidur dan malam hari sebelum pergi tidur.
Sebab, menyikat gigi adalah langkah paling mendasar dalam menjaga kesehatan rongga mulut, yang mana penting bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh, seperti yang tertera dalam situs resmi Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Ditjen Keslan Kemenkes RI).
Sebagai “pintu” bagi beragam makanan dan minuman yang diperlukan oleh tubuh, rongga mulut tentunya perlu dalam keadaan bersih dan sehat agar berbagai kuman dan bakteri yang ada, tidak ikut tertelan.
Selain itu, menjaga kondisi rongga mulut tetap sehat juga dapat mencegah berbagai penyakit organ dalam tubuh, salah satunya penyakit jantung atau kardiovaskuler.
Periodontitis adalah peradangan jaringan penyangga gigi. Kondisi ini berisiko menyebabkan penyakit jantung koroner.
Dengan demikian, penting untuk membangun kebiasaan menyikat gigi secara rutin sedari dini.
Anak yang baru menumbuhkan gigi susu sudah bisa diajarkan untuk menyikat gigi, dengan orangtua rutin menyikatnya setiap pagi dan malam.
Dengan dibiasakan, anak bakal belajar dengan sendirinya bahwa ia harus menyikat gigi pada pagi dan malam hari.
Kebiasaan ini bakal berlanjut sampai dewasa kelak yang akan bermanfaat untuk kesehatan mereka.