DPRD DKI Minta Wagub Rano Kaji Usulan Pembuatan Jembatan Buka Tutup seperti di Belanda

DPRD DKI Minta Wagub Rano Kaji Usulan Pembuatan Jembatan Buka Tutup seperti di Belanda

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike menanggapi usulan Wakil Gubernur Rano Karno terkait pembangunan jembatan dengan sistem buka-tutup untuk mempermudah proses normalisasi sungai di ibu kota seperti di Belanda.

Yuke menilai, pembangunan jembatan buka-tutup dapat menjadi terobosan di titik-titik yang memungkinkan. Namun, penerapannya harus mempertimbangkan lokasi, ukuran, peruntukan, dan anggaran.

"Kalau memang di lokasi-lokasi yang memang memungkinkan, alat bisa masuk, jembatan bisa buka tutup, itu sih kita dukung saja. Tapi tentunya disesuaikan sama lokasi, dan harus dikaji, harus dihitung betul anggarannya," kata Yuke di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (13/8).

Menurut dia, langkah tersebut sebagai solusi untuk mempermudah pengerukan kali di ibu kota. Terlebih kondisi geografis Jakarta dengan banyak aliran sungai mirip dengan Belanda, kendati pemanfaatannya sebagai jalur transportasi belum maksimal.

"Kalau ideal sih sebetulnya kan kita memang tidak berbeda jauh sama Belanda, dengan aliran sungai kita yang banyak. Sayangnya penataannya tidak digunakan sebagai transportasi sungai," ujar Yuke.

Politikus PDI Perjuangan ini menjelaskan, kendala utama pengerukan kali adalah sulitnya alat berat masuk ke lokasi akibat akses yang terbatas. Hal itu membuat pengerjaan manual berisiko tinggi.

"Banyak lokasi yang sudah nggak mungkin manual, karena itu membahayakan banget orang yang ngebersihin. Dia harus pakai alat, tapi alatnya kendalanya itu tadi," pungkasnya.

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno sebelumnya mengungkap gagasannya perihal pembangunan jembatan dengan sistem buka-tutup untuk mempermudah proses normalisasi sungai di ibu kota.

Usulan tersebut disampaikan karena salah satu kendala pengerukan sungai adalah sulitnya alat berat seperti beko masuk ke lokasi akibat terhalang jembatan permanen.

"Saya minta iya (dibuatkan jembatan buka-tutup). Karena teknis kesulitan ada di situ," kata Rano di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (11/8).

Rano menjelaskan, jembatan permanen membuat proses pemindahan alat menjadi lambat dan rumit. Dengan adanya jembatan buka-tutup, proses normalisasi sungai diharapkan lebih mudah dan cepat.

"Hampir rata-rata jembatan kita nggak bisa dilalui. Mau masuk ke sungai susah, harus keluar lagi, pindah ke wilayah lain. Ini sangat susah," ucap dia.

Sebagai contoh, Rano menyebut di Belanda, jembatan dibangun dengan sistem buka-tutup sehingga alat berat atau kapal bisa berpindah lokasi tanpa hambatan.

Ia bahkan berencana membahas gagasan ini dalam kunjungannya ke Rotterdam pada Oktober mendatang sebagai bagian kerja sama sister city.

"Mungkin dianggap bercanda, tapi saya serius. Di Belanda itu jembatan fungsinya buka-tutup. Kalau mau ngeruk sini lalu pindah, jembatan buka, alat bisa lewat," jelas dia. (Asp)