Viral Balita Meninggal Usai Cacingan, Gen Z Panik dan Ramai-ramai Minum Obat Cacing, Dokter Ingatkan Bahayanya

cacingan, Gen Z, aturan minum obat, obat cacing, Penyakit Cacingan, Viral Balita Meninggal Usai Cacingan, Gen Z Panik dan Ramai-ramai Minum Obat Cacing, Dokter Ingatkan Bahayanya

Fenomena Generasi Z atau Gen Z beramai-ramai mengonsumsi obat cacing tengah viral di media sosial, khususnya TikTok.

Gen Z dilanda kepanikan karena nasib tragis Raya (4), balita asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal dunia setelah tubuhnya dipenuhi cacing.

Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 di RSUD R. Syamsudin (Bunut) dalam kondisi mengenaskan, di mana tubuhnya dipenuhi cacing parasit yang bahkan mencapai otak.

Kematian seorang balita akibat keterlambatan penanganan penyakit cacingan memicu kepanikan di kalangan masyarakat, terutama generasi muda yang aktif di media sosial.

Di berbagai platform, fenomena baru muncul, Generasi Z ramai-ramai membeli dan mengonsumsi obat cacing.

Video dan foto memperlihatkan mereka meminum obat ini demi mencegah infeksi cacing gelang.

Namun, bolehkah mengonsumsi obat cacing tanpa gejala dan tanpa saran dokter?

cacingan, Gen Z, aturan minum obat, obat cacing, Penyakit Cacingan, Viral Balita Meninggal Usai Cacingan, Gen Z Panik dan Ramai-ramai Minum Obat Cacing, Dokter Ingatkan Bahayanya

ilustrasi benarkah minum obat cacing bisa mengeluarkan cacing hidup-hidup atau utuh dari dalam tubuh manusia?

Peringatan dari Dokter soal Penggunaan Obat Cacing

Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, DR Dr Riyadi, SpA Subs IPT (K) MKes, mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak tren.

“Minum obat cacing kalau memang ada gejala itu boleh, dari umur satu tahun sampai dewasa. Kalau di bawah satu tahun, obat yang aman adalah pirantel pamoat. Namun, untuk anak di atas satu tahun dan orang dewasa, konsumsi obat sebaiknya dilakukan atas saran dokter,” ujarnya dalam wawancara virtual, Jumat (22/8/2025).

Riyadi menjelaskan, obat cacing termasuk kelompok antimikroba yang bekerja melawan organisme pengganggu, sama seperti antibiotik.

Oleh karena itu, penggunaannya tidak boleh sembarangan.

“Kalau digunakan secara berlebihan tanpa indikasi yang jelas, ada kemungkinan menimbulkan resistensi meskipun saat ini belum ada bukti nyata, tapi kita harus waspada. Selain itu, setiap obat tetap punya efek samping meski kecil. Jadi kalau tidak ada gejala, lebih baik jangan minum,” tambahnya.

Ikuti Aturan Medis, Jangan Ikut Tren

Riyadi menegaskan, langkah paling aman adalah mengikuti anjuran dokter atau otoritas kesehatan.

“Ikuti indikasi dan anjuran yang diberikan dokter atau otoritas kesehatan. Jangan hanya ikut-ikutan tren di media sosial,” tegasnya.

Ia juga memaparkan cara kerja obat cacing yang sebenarnya sederhana tetapi efektif.

“Rata-rata obat cacing bekerja dengan membuat larva terbunuh atau menghambat kemampuan cacing menyerap glukosa. Jadi cacing tidak mendapatkan gula, kemudian mati secara alamiah. Itu wajar jika cacing keluar bersama feses. Justru bagus, berarti obat bekerja, yang berbahaya kalau cacingnya malah mati dan menyumbat di dalam usus,” jelasnya.

Pelajaran dari Kasus Balita

Kasus balita yang meninggal karena cacingan seharusnya menjadi alarm bagi semua pihak.

Penyakit ini memang tampak sepele, tetapi bisa berakibat fatal jika diabaikan.

Orang tua perlu memperhatikan kebersihan anak, pola makan, dan memeriksakan kesehatan secara rutin.

Dokter mengingatkan, kuncinya bukan panik lalu minum obat cacing sembarangan, melainkan deteksi dini dan penanganan yang tepat.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "Fenomena Gen Z Ramai Konsumsi Obat Cacing di Medsos, Dokter Ingatkan Jangan Konsumsi Tanpa Indikasi".

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!