Balita Sukabumi Meninggal Karena Cacingan, Dedi Mulyadi Tegur Kades hingga Soroti Tak Adanya Tokoh Desa

Dedi Mulyadi, cacingan, Gubernur Jawa Barat, bocah Sukabumi cacing, infeksi cacing buat anak di Sukabumi meninggal, balita Sukabumi meninggal, Balita Sukabumi Meninggal Karena Cacingan, Dedi Mulyadi Tegur Kades hingga Soroti Tak Adanya Tokoh Desa

Kematian tragis seorang bocah RY (4) asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, telah memicu perhatian luas publik. Tubuhnya yang dipenuhi cacing membuatnya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.

Kasus ini dinilai sebagai cerminan adanya kelalaian pelayanan dasar di tingkat desa. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bahkan menyatakan akan mengevaluasi kinerja seluruh kepala desa di wilayahnya.

RY meninggal dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing hampir 1 kilogram. Anak dari pasangan Udin (32) dan Endah (38) ini sempat dirawat di RSUD R Syamsudin SH, Sukabumi, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Tragedi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai akses kesehatan dan perhatian aparat desa terhadap warganya.

Menurut Gubernur Dedi Mulyadi, kasus ini tidak seharusnya terjadi jika perangkat desa lebih peka dan tanggap terhadap kondisi masyarakat.

“Kepala desa itu harus mulai peka terhadap lingkungan, kemudian terbuka terhadap keluhan warga. Kan berbagai problem yang muncul saat ini itu akibat tidak pekanya terhadap urusan masyarakat,” kata Dedi di Gedung Sate, Bandung, Selasa (26/8/2025).

Dedi Mulyadi menyoroti kondisi keluarga RY yang ternyata juga memprihatinkan. Ayah RY menderita bronkitis, sedangkan ibunya mengidap TBC. Namun, perangkat desa dianggap tidak memberi perhatian.

“Setelah saya bertemu dengan bapaknya Raya, ternyata bapaknya tukang pijitnya Pak Kades. Nah, sekarang masa mijitin Pak Kades setiap hari, kemudian bapaknya Raya itu kena bronkitis, istri ibunya Raya kena TBC, kok enggak sampai diobatin,” ucap Dedi.

Ia menegaskan, bila desa mengalami kesulitan dalam pembiayaan pengobatan, seharusnya bisa segera berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat.

“Sekarang kalau bicara tidak ada uang untuk berobat, kan saya sudah membuka diri. Sudah lapor Gubernur ditangani, kan enggak ada masalah,” tambahnya.

Apakah Desa Kehilangan Sosok Tokoh?

Lebih jauh, Dedi juga menilai desa saat ini kehilangan figur penting yang dahulu menjadi motor pembangunan.

“Desa itu kehilangan tokoh loh sekarang. Tokoh yang mengerti lingkungan, tokoh yang mengerti pertanian, tokoh yang mengerti kehutanan, tokoh yang mengerti tata bangunan, tokoh yang mengerti tata ruang, tokoh-tokoh adat tuh hilang dari desa hari ini,” ungkapnya.

Menurutnya, pada masa lalu, para tokoh masyarakat mampu membangun sawah, jalan, hingga saluran irigasi tanpa bantuan anggaran pemerintah. Oleh karena itu, ia mendorong agar ketokohan di desa kembali dihidupkan.

“Bayangin saja, orang tua kita dulu bisa membuat sawah di desa-desa loh tanpa anggaran, bisa membangun jalan tanpa anggaran, bisa membuat selokan tanpa anggaran,” pungkas Dedi.

Bagaimana Tanggapan Pemerintah Kabupaten Sukabumi?

Dedi Mulyadi, cacingan, Gubernur Jawa Barat, bocah Sukabumi cacing, infeksi cacing buat anak di Sukabumi meninggal, balita Sukabumi meninggal, Balita Sukabumi Meninggal Karena Cacingan, Dedi Mulyadi Tegur Kades hingga Soroti Tak Adanya Tokoh Desa

Wakil Bupati Sukabumi, Andreas saat diwawancarai oleh awak media di dekat kediaman bocah Raya, Kamis (21/8/2025)

Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, menyebut peristiwa ini harus menjadi alarm bagi pemerintah daerah.

Ia menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah kecamatan, desa, dan perangkat terkait agar kasus serupa tidak terulang.

“Secara keseluruhan tentunya ini pembelajaran bagi kita semua bahwa koordinasi itu penting, informasi itu penting,” ujar Andreas kepada media saat mengunjungi rumah keluarga Raya, Kamis (21/8/2025).

Andreas juga menegaskan bahwa hak kesehatan keluarga RY akan dipenuhi pemerintah. Termasuk pendidikan kakak korban, Risna (7), yang dijanjikan akan difasilitasi.

“Langkah awal adalah memastikan bahwa keluarga almarhum terpenuhi, KTP, KK, BPJS semuanya harus sudah clear. Insyaallah tadi juga kita koordinasikan intinya (untuk) sekolahnya (Risna), kesehatannya kita perhatikan secara khusus,” tambahnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Dedi Mulyadi Kritik Tokoh Desa Buntut Kasus Bocah Raya: Tukang Pijit Kades Enggak Diobatin".

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!