Viral, Balita di Sukabumi Meninggal Setelah Tak Kunjung Dapat Ruangan RSUD Palabuhanratu

Seorang bayi berusia 1 tahun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia setelah tak kunjung mendapatkan ruang perawatan di RSUD Palabuhanratu karena kondisi rumah sakit penuh.
Peristiwa ini viral di media sosial dan menimbulkan sorotan publik terhadap pelayanan kesehatan di Sukabumi.
Bayi bernama Nadira Meysa Fauzia asal Kampung Babakan Astana, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, diketahui menderita kebocoran jantung.
Ia dibawa orang tuanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palabuhanratu pada Kamis (21/8/2025).
Kronologi Versi Keluarga
Ayah bayi, Syamsudin, menceritakan bahwa setibanya di IGD, anaknya langsung dipasang selang dan diminta berpuasa.
“Waktu masuk ke rumah sakit langsung diselang, disuruh puasa, hari Jumat jam 10 sampai jam 5 besok pagi hari Sabtu. Terus-menerus disuruh puasa,” ujar Syamsudin, Selasa (26/8/2025).
Namun, hingga Sabtu (23/8/2025), Nadira tak kunjung dipindahkan ke ruang perawatan khusus meski kondisinya semakin memburuk.
Syamsudin mengaku berkali-kali menanyakan hal itu, tetapi pihak rumah sakit menyebut ruang perawatan masih penuh.
“Dikarenakan di malam itu enggak tahu jam berapa, cuma malam sudah keluar surat pindah ruang ICU. Tapi ternyata dari malam saya ngomong kapan dipindahkan, ternyata sampai pagi, sampai sore lagi belum juga dipindahkan. Alasannya penuh,” ungkapnya.
Syamsudin mengatakan bahkan selang infus yang dipasang pada anaknya sempat dicopot sebelum sempat mendapat tindakan lanjutan.
“Saya kan bilang walaupun penuh kapan anak saya dipindah. Jawabannya ternyata ya tetap saja mau dicopot ini selang, nunggu dulu keluar dari ICU. Itu selang buat nguras lambung katanya, enggak mau dioperasi, cuma mau dibersihkan lambungnya. Tapi jangan sampai disusui atau dikasih air minum,” jelas Syamsudin.
Menurut penjelasan yang ia terima, jika anaknya diberi susu atau air, ada risiko cairan masuk ke paru-paru yang bisa menyebabkan gagal napas.
Sayangnya, sebelum ada kepastian ruang perawatan, Nadira meninggal dunia pada Sabtu (23/8/2025) sore.
“Anak saya sampai menghembuskan napas terakhirnya itu penanganannya enggak ada, disuruh gini disuruh gitu, cuma bilang nanti saja. Pas jantung anak saya sudah berhenti baru pada datang. Percuma kalau pakai alat juga, orang sudah meninggal,” kata Syamsudin dengan nada kecewa.
Syamsudin berharap pihak rumah sakit menunjukkan itikad baik atas peristiwa ini. Ia meminta agar kasus serupa tidak terulang kembali.
“Jangan sampai terulang lagi untuk orang lain,” kata Syamsudin.
Penjelasan RSUD Palabuhanratu
Direktur RSUD Palabuhanratu, Rika Mutiara Sukanda, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa pasien memang masuk ke IGD sejak Kamis (21/8/2025).
“Betul pasien itu memang masuk ke Rumah Sakit Palabuhanratu kemudian masuk ke IGD. Kemudian sampai hari kemarin itu hari Sabtu terjadi hal-hal yang paling tidak kami inginkan,” ujar Rika saat dikonfirmasi, Senin (25/8/2025).
Rika juga mengakui bahwa ruang perawatan di RSUD Palabuhanratu dalam kondisi penuh pada saat itu. Padahal, bayi tersebut membutuhkan penanganan di ruangan khusus.
“Yang dibutuhkan ruangan khusus atau high care unit,” kata Rika.
Ia menambahkan, peristiwa ini menjadi pukulan berat bagi pihak rumah sakit.
“Benar-benar pukulan untuk kami. Jadi kami juga turut berduka cita. Ini akan menjadi bahan evaluasi ke depan,” ucapnya.
Viral di Media Sosial
Kisah meninggalnya bayi ini pertama kali mencuat setelah diunggah akun Facebook Joe Alfatih pada 23 Agustus 2025.
“Kini menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga Bapak Syamsudin dan Ibu Diah, atas meninggalnya putri bungsunya, Nadira Meysa Fauzia, tanggal 23 Agustus pukul 16.00, yang dirawat di IGD RS Palabuhanratu 3 hari 2 malam yang tak kunjung dapat ruangan dikarenakan ruangannya penuh,” tulis Joe.
Dalam unggahannya, Joe juga menyebut adanya dugaan kelalaian pihak rumah sakit karena tidak segera mengambil langkah rujukan meski kondisi pasien darurat.
“Namun kenapa pihak IGD RS tidak mengambil langkah buat rujukan, sudah tahu kondisi pasien urgen. Harus evaluasi benar RS Palabuhanratu, soalnya bukan kali ini saja,” tulis Joe.
Unggahan tersebut pun menuai banyak komentar warganet yang menyoroti pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukabumi.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kronologi Bayi Meninggal di RSUD Palabuhanratu Versi Orang Tua, Tak Juga Dipindah ke Ruang Perawatan
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!