Induk ChatGPT Beli Perusahaan Pengujian Produk Statsig Rp 18 Triliun

OpenAI makin gencar belanja, kali ini startup analitik bernilai triliunan rupiah jadi incarannya.
Perusahaan pembuat ChatGPT itu mengumumkan telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi Statsig, sebuah startup analitik dan pengujian produk, dengan nilai transaksi sebesar 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 18 triliun.
Akuisisi ini dilakukan melalui skema pertukaran saham (all-stock deal) dan disebut menjadi salah satu pembelian terbesar dalam sejarah OpenAI.
Statsig, yang berdiri pada 2021, dikenal sebagai penyedia platform uji coba fitur dan analitik produk untuk para pengembang perangkat lunak.
Layanan ini memungkinkan perusahaan melakukan A/B testing, menandai (flag) fitur baru, serta memantau kinerja produk secara real time. Beberapa klien Statsig termasuk OpenAI sendiri, Eventbrite, hingga SoundCloud.
Analis menilai akuisisi Statsig memperlihatkan strategi OpenAI untuk memperkuat lini bisnis aplikasi, tidak hanya riset model AI.
Dengan teknologi eksperimen yang dimiliki Statsig, OpenAI diyakini bisa lebih cepat merilis fitur baru di ChatGPT, Codex, maupun aplikasi bisnis lain yang sedang dikembangkannya.
Akuisisi Statsig ini juga diperkirakan akan memperkuat posisi OpenAI di tengah persaingan ketat dengan Google, Anthropic, dan Meta yang sama-sama membangun ekosistem aplikasi berbasis AI.
Ilustrasi website Statsig, startup uji coba fitur dan analitik produk untuk para pengembang perangkat lunak yang dibeli OpenAI seharga Rp 18 triliun.
CEO Statsig jadi CTO OpenAI
Sebagai bagian dari akuisisi, pendiri sekaligus CEO Statsig, Vijaye Raji, akan bergabung ke OpenAI dengan jabatan baru sebagai Chief Technology Officer (CTO) divisi Applications.
Raji akan langsung melapor ke Fidji Simo, mantan CEO Instacart yang kini memimpin lini aplikasi OpenAI.
Dalam pernyataannya, Simo menekankan bahwa pengalaman Raji akan membantu perusahaan mempercepat pengembangan aplikasi AI yang lebih aman dan bermanfaat.
“Vijaye punya rekam jejak luar biasa dalam membangun produk konsumen dan B2B berskala besar. Kepemimpinannya akan membantu kami mengubah kemajuan riset model AI menjadi aplikasi yang aman, memberdayakan orang, membantu perusahaan, dan memungkinkan developer membangun produk lebih cepat dan lebih baik,” ujar Simo dalam blog resmi OpenAI.
Statsig sendiri akan tetap beroperasi secara independen dari kantor pusatnya di Seattle dan terus melayani pelanggan yang ada. Meski begitu, seluruh karyawan Statsig akan resmi menjadi bagian dari OpenAI setelah akuisisi selesai melewati persetujuan regulator.
Langkah agresif OpenAI ini melanjutkan rangkaian akuisisi besar tahun ini.
Pada Juli lalu, perusahaan juga menutup kesepakatan senilai 6,5 miliar dollar AS (kira-kira Rp 106,9 triliun) untuk membeli startup perangkat AI yang didirikan Jony Ive, mantan kepala desain Apple.
Sebelumnya, OpenAI sempat mencoba mengakuisisi startup coding AI Windsurf seharga 3 miliar dollar AS (sekitar Rp 49,3 triliun), meski akhirnya batal.
Dekati Rp 5.000 triliun
Popularitas OpenAI kini masih terus menanjak, terlihat dari valuasi pasar perusahaan yang terus melambung.
Awal tahun ini, perusahaan AI yang dipimpin oleh Sam Altman ini disebut berhasil menggalang dana sebesar 40 miliar dollar AS (sekitar Rp 657,7 triliun) dari investor.
Dari pendanaan itu, perusahaan pengembang ChatGPT ini dihargai atau punya valuasi 300 miliar dollar AS (sekitar Rp 4.932,9 triliun).
Sekarang, OpenAI kabarnya sedang menyiapkan skema agar karyawan dan mantan karyawan bisa menjual sahamnya ke investor lain.
Kalau skema ini berjalan, nilai perusahaan atau valuasi OpenAI bisa naik hingga 500 miliar dollar AS (sekitar Rp 8.221,6 triliun), sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Bloomberg, Kamis (4/9/2025).
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.