Susu Hewani dan Nabati, Mana Paling Baik untuk Campuran Kopi?

Tren kopi susu kian meningkat di Indonesia. Campuran kopi tidak terbatas pada susu hewani atau susu sapi segar.
Kini, kopi pekat (espreso) juga makin sering dipadukan dengan kopi nabati (plant-based milk) yang dibuat dari kacang-kacangan, seperti almond, mete, maupun kedelai.
Dari segi harga jual di pasaran, susu nabati cenderung lebih mahal daripada susu hewani. Selain itu, kedua susu ini juga memiliki karateristik berbeda.
Sebab, susu hewani atau susu sapi tidak cocok untuk orang yang intoleran terhadap laktosa alis tidak dapat mencerna laktosa, gula alami dalam susu dan produk turunannya.
Lalu, apa perbedaan karakter susu hewani dan nabati?

Barista Pipiltin Cocoa, Sakti Ge, saat mendemokan Chocolate Latte di booth Pipiltin Cocoa di World of Coffee Jakarta 2025, Kamis (15/5/2025)
"Misalnya, almond, hazelnut, itu nanti (susu nabati-nya) bakal lebih dominan rasa-rasa kacang gitu dari bahan susunya sendiri," jelas Sakti saat ditemui Kompas.com di booth Pipiltin Cocoa di World of Coffee Jakarta 2025, Kamis (15/5/2025)
Dikutip dari , kadar lemak pada susu hewani cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kadar lemak pada susu nabati. Kadar lemak ini akan berpengaruh terhadap bentuk busa yang dihasilkan usai susu diuapkan.
“Biasanya, kalau menggunakan lemak nabati, agak tricky, busanya tidak sebagus kalau kita menggunakan lemak hewani,” Coffee Specialist sekaligus Active Member of Official Barista Indonesia, Ramadhany Syahfitrah.